8 Fenomena Alam Super Keren
1. Supercells
2. Sun Dogs
4. Columnar Basalt
5. Brinicles
6. Pelangi Terbakar
7. Bunga Es
8. Penitentes
Sumber:
kapanlagi
10 Bahasa Asing yang Berguna Dipelajari
Momen Pas Bikin Foto-foto ini Lucu
Kali ini, apakabardunia kembali menghadirkan kumpulan foto yang dijepret pada momen yang tepat (right moment). Hasilnya pun jadi unik dan lucu. Lumayan untuk penghibur bagi yang mengalami hari berat di kantor, atau kalian yang mumet meghadapi Ujian Nasional.
Pohon Dikeramatkan, Ditebang Oleh Umar bin Khattab (Fenomena Pohon Uje)
Beberapa media on-line memberitakan bahwa pohon bekas tabrakan ustadz Jefri rahimahullah ditaburi bunga. Dan beberapa sumber menyebutkan bahwa sebagian kecil warga mulai menganggap keramat pohon tersebut. Sumber lain menyebutkan bahwa bunga ditaburkan dipohon tersebut untuk mendoakan beliau. Benarkah cara mendoakan seperti itu?
Yang menjadi potensi kesyirikan disingkirkan
Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu memerintahkan agar pohon di mana dilakukan bai’atur ridwan agar di tebang. Padahal bisa jadi orang beralasan itu adalah situs sejarah Islam yang perlu dilestarikan. Akan tetapi untuk mencegah terjadinya kesyirikan dan anggapan keramat suatu tempat maka beliau memerintahkan agar pohon tersebut ditebang.
Ibnu Waddhah berkata,
سمعت عيسى بن يونس يقول : أمر عمر بن الخطاب ـ رضي الله عنه بقطع الشجرة التي بويع تحتها النبي صلى الله عليه وسلم فقطعها لأن الناس كانوا يذهبون فيصلون تحتها ، فخاف عليهم الفتنة .
“Aku mendengar Isa bin Yunus mengatakan , “Umar bin Al-Khaththab radhiallahu ‘anhu memerintahkan agar menebang pohon yang Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam menerima baiat (Bai’atur ridhwan) kesetiaan di bawahnya (dikenal dengan pohon Syajaratur ridhwan). Ia menebangnya karena banyak manusia yang pergi ke sana dan shalat di bawahnya, lalu hal itu membuatnya khawatir akan terjadi fitnah (kesyirikan) terhadap mereka.”
Jika pohon yang merupakan situs sejarah Islam saja ditebang karena kahwatir jadi potensi kesyirikan, maka bagaimana dengan pohon bekas tabrakan? Semoga tidak terjadi yang kita khawatirkan.
Syaikh Muhammad bin shalih Al-‘Utasimin rahimahullah berkata,
ولا أحد يُتبرك بآثاره إلا محمد صلى الله عليه وسلم ، أما غيره فلا يتبرك بآثاره ، فالنبي صلى الله عليه وسلم يتبرك بآثاره في حياته ، وكذلك بعد مماته إذا بقيت تلك الآثار
“tidak ada seorangpun (baik orang, benda maupun tempat, pent) yang boleh untuk tabarruk (ngalap berkah) kecuali Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, adapun yang lain maka tidak boleh. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam boleh untuk tabarruk (ngalap berkah) dengan atsarnya (misalnya air liur, rambut dan lain-lain) ketika hidup, demikian juga setelah beliau wafat jika masih ada atsar tersebut (adapun meminta-minta di kubur beliau, maka ada dalil yang melarang, pent).”
Kisah pohon dzatu Anwath
Begitu juga dengan kisah pohon dzatu anwath, yaitu pohon milik orang musyrik di mana mereka menggantungkan senjata-senjata mereka di pohon tersebut karena dianggap keramat. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang hal semacam ini.
Dari Abu Waqid al-Laitsi radhiallahu’anhu, dia berkata,
عَنْ أَبِى وَاقِدٍ اللَّيْثِىِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لَمَّا خَرَجَ إِلَى خَيْبَرَ مَرَّ بِشَجَرَةٍ لِلْمُشْرِكِينَ يُقَالُ لَهَا ذَاتُ أَنْوَاطٍ يُعَلِّقُونَ عَلَيْهَا أَسْلِحَتَهُمْ فَقَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ اجْعَلْ لَنَا ذَاتَ أَنْوَاطٍ كَمَا لَهُمْ ذَاتُ أَنْوَاطٍ. فَقَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- « سُبْحَانَ اللَّهِ هَذَا كَمَا قَالَ قَوْمُ مُوسَى (اجْعَلْ لَنَا إِلَهًا كَمَا لَهُمْ آلِهَةٌ) وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَتَرْكَبُنَّ سُنَّةَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ »
“Dahulu kami berangkat bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar menuju Khoibar. Lalu, beliau melewati pohon orang musyrik yang dinamakan Dzatu Anwath. Mereka menggantungkan senjata mereka. Lalu mereka berkata, “Wahai Rasulullah! Buatkanlah untuk kami Dzatu Anwath (tempat menggantungkan senjata) sebagaimana mereka memiliki Dzatu Anwath.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Subhanallah! Sebagaimana yang dikatakan oleh kaum Musa: Jadikanlah untuk kami sesembahan sebagaimana mereka memiliki sesembahan-sesembahan.” (QS. Al A’raaf: 138). Kalian benar-benar akan mengikuti kebiasaan-kebiasaan orang-orang sebelum kalian.”
Salah faidah dari hadits di atas,
بيان أن التبرك بالأشجار والأحجار ، والعكوف عليها ، والتعلق بها ، من الشرك الذي وقع في هذه الأمة ، وأن من وقع فيه فهو تابع لطريق اليهود والنصارى ، تارك لطريق النبي ، صلى الله عليه وسلم .
“Penjelasan bahwa tabarruk (ngalap berkah) dengan pohon dan batu, beri’tikaf di situ dan menggantungkan hati padanya merupakan kesyirikan yang terjadi pada umat ini. Dan mereka yang terjerumus dalam hal ini, maka mereka mengikuti jalannya Yahudi dan Nashrani, mereka meninggalkan jalan/petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.”[muslimafiyah)
KOTAK P3K (PERTOLONGAN PERTAMA PADA KEHIDUPAN) …
Bismillahir-Rahmaanir- Rahim … Di dalamnya ada 7 benda :
1. TUSUK GIGI : janganlah kita mencongkel congkel keburukan hati orang, tetapi carilah kebaikan orang lain yang terselip yang tidak kelihatan selama ini.
2. PENGHAPUS : hapuslah semua kesalahan orang yang menyebabkan kita sakit hati.
3. PENSIL : tulislah dalam hati, 5 berkah ilahi yang kita terima setiap hari.
4. PLESTER : semua luka hati dapat disembuhkan, selama kita mengizinkannya.
5. KARET GELANG : bersikaplah fleksibel, bahwa tidak semua yang kita inginkan dapat terwujud.
6. PERMEN KARET : bila kita sudah berkomitmen, lakukan semua dengan ikhlas dan selalu setia, seperti permen karet yang selalu lengket terus.
7. PERMEN : berilah senyum yang tulus ke setiap orang yang kita jumpai, karena senyum seperti permen, semua orang akan menyukainya …..
Salam Terkasih .. Dari Sahabat Untuk Sahabat …
Beginilah Cara Muslim Myanmar Balas Biksu Budha
Dalam dua tahun terakhir, citra biksu Budha Myanmar identik dengan provokator penyebar kebencian dan pembantaian terhadap umat Islam. Meskipun tidak semua biksu terlibat gerakan 969, Wirathu dan kawab-kawan telah mengubah wajah pelontos biksu menjadi beringas dan menakutkan.
Lalu bagaimana umat Islam membalas kekejaman biksu-biksu Myanmar itu? Sebuah laman facebook yang menyerukan penghentian pembunuhan Muslim Myanmar mengunggah foto-foto interaksi umat Islam dan biksu Budha. Dalam foto-foto itu terungkap bagaimana Muslim Myanmar memperlakukan para biksu dengan baik.
Diantaranya, terlihat umat Islam memberikan sedekah kepada para biksu Buddha. Di bagian lainnya, terdapat keakraban antara ulama dengan biksu yang sedang menghadiri suatu acara.
Foto yang diunggah di laman Facebook STOP Killing Muslims in Burma itu diberi judul “How Muslims handle with Buddhist monks. So why you hate them?” oleh pengelolanya.
Interaksi umat Islam – biksu Budha di Myanmar
Sayangnya, persahabatan yang terlihat di foto tersebut ternyata berbanding terbalik dengan realitas di Myanmar. Polisi Myanmar melaporkan, Selasa (30/4) kemarin, kerusuhan antar umat Muslim dengan mayoritas Buddha muncul di kawasan komersial kota Oakkan. Kota ini berjarak 100 kilometer utara Yangon, ibu kota Myanmar.
Sekelompok umat Budha bersenjatakan batu merusak masjid dan kemudian menghancurkan puluhan toko kaum muslim. Seperti dilansir Republika, pemicu kerusuhan ini hanya karena adanya isu seorang perempuan Muslim sengaja menabrak biksu Budha yang sedang meminta di jalan. [AM/Rpb/bsb]
Kisah Sekelompok Kera yang Merajam Sepasang Kera yang Berzina
Imam Al-Bukhari -rahimahullah- meriwayatkan dari Amr bin Maimun -rahimahullah- :
Dari ’Amr bin Maimun, dia berkata: “Saya pernah melihat pada masa jahiliah ada seekor kera yang berzina, lalu beberapa kera berkumpul untuk merajamnya, lalu saya ikut merajam bersama mereka.”
Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Fat-hul Bari membawakan kisah ini secara lebih lengkap,
Suatu saat ketika saya berada di Yaman menggembala kambing milik keluarga saya dan saya berada di tempat yang tinggi. Saya melihat ada seekor kera jantan bersama kera betina berdua-duan lalu mereka berdua tidur berpelukan. Tiba-tiba datang kera jantan lain yang lebih kecil (muda) lalu menggoda kera betina itu. Kemudian kera betina secara pelan-pelan keluar dari pelukan jantannya kemudian pergi bersama kera muda tadi lalu keduanya berjima’ dan saya melihatnya, lalu betina itu kembali ke pelukan jantannya dengan pelan-pelan. Tiba-tiba kera jantan yang pertama bangun dan kaget kemudian mencium dubur betina lalu berteriak sehingga berkumpullah kera-kera yang cukup banyak. Sang jantan terus berteriak sembari mengisyaratkan tangannya ke betina. Kera-kera itu akhirnya pergi ke kanan dan ke kiri lalu mereka datang membawa kera muda yang aku kenal tadi. Setelah itu mereka membawa keduanya ke lubang kecil kemudian merajam keduanya. Sungguh aku telah melihat rajam pada selain anak adam.
12 Tahun Hidup Tanpa Uang
Kala itu dunia baru memasuki abad millenium. Tepatnya di tahun 2000, terjadi krisis ekonomi di Amerika Serikat. Daniel Suelo (lahir tahun 1961) melihat kekalutan yang melanda di lingkungan sekitarnya.
Siapa yang bisa hidup tanpa uang? Tak heran, banyak orang yang mendadak depresi akibat kesulitan yang melanda Amerika.
Namun, Suelo tiba-tiba mengambil keputusan ajaib. Ia meninggalkan uang terakhirnya, US $ 30 dalam kotak telepon umum. Lalu berjalan menuju padang gurun Moab di Utah.
Dalam benaknya hanya ada satu tekad: hidup mengembara tanpa uang sepeser pun. Kawan-kawannya yang mengetahui niat Suelo menganggapnya sudah gila.
Berbeda dengan pikiran Suelo saat itu. Menurutnya, dunia kapitalis ini membuat masyarakatnya bersifat konsumerisme. Sehingga di zaman modern ini, dunia kita dipenuhi oleh orang – orang yang tamak dan serakah.
Suelo sendiri mengatakan bahwa sebenarnya gaya hidup masyarakat Amerika sudah menjadi gaya hidup yang konsumerisme. Dan jika semua orang hidup dengan gaya hidup seperti itu, maka dunia akan benar – benar runtuh. Pemikiran seperti itulah membuatnya memutuskan untuk meninggalkan duniawi.
Pengembaraannya di padang gurun Moab, akhirnya membawa Suelo ke sebuah gua di tepi tebing di Taman Nasional Arches, Utah. Ia kemudian membangun rumahnya di dalam gua yang berdimensi 200 m x 50 m itu.
Di dalam gua tersebut, Suelo membuat tempat tidur dari batu, berburu, mengais makanan, minum dari mata air, dan mandi di sungai.
Setiap pendaki yang singgah disambut untuk tinggal bersamanya. Di sana, Suelo berbagi ‘rumah’, buku-bukunya dan bunga liar serta bibit kaktus yang dia makan dengan para pendaki yang singgah.
Tak terasa, Suelo telah tinggal di sana selama 12 tahun.
sumber : apa kabar dunia
Kehidupannya di alam terbuka ternyata mengilhami orang lain. Salah satunya adalah Mark Sundeen, sahabat Suelo.
Dulu, Sundeen menganggap Suelo sudah gila saat memutuskan untuk tinggal di gua. Namun, setelah Sundeen mengalami kejatuhan ekonomi pada tahun 2008, ia mulai mempertimbangkan gaya hidup Suelo.
Akhirnya, Sundeen pun bertekad untuk mengikuti jejak Suelo. Sundeen mengikuti Suelo, dan sejak itu, Sundeen mulai menulis sebuah buku mengenai kehidupan Suelo. Buku biografi gaya hidup Mark Suelo yang ditulis oleh Mark Sundeen berjudul ”The Man Who Quit Money”.
Sundeen menuliskan bahwa Suelo pada awalnya hidup dengan cara berburu makanan sendiri dan bergantung pada kemurahan hati orang lain. Ia tidak usah membayar pajak, bahkan Suelo pun tidak menerima bantuan dari pemerintah.
Dalam bukunya, Sunden menulis kata-kata Suelo, ”Filosofi saya adalah dengan menggunakan apa yang diberikan dengan kemurahan hati atau yang sudah dibuang oleh orang lain.”
Suelo menambahkan bahwa di dunia kapitalis Amerika sekarang, masyarakat Amerika dirancang sedemikian rupa agar tergantung pada uang. Mereka dipaksa untuk memiliki uang dan menjadi bagian dari dunia kapitalis. Hidup di luar dari itu adalah ilegal.
Berbekal pemikiran dan filosofi tersebut, Suelo tidak hanya meninggalkan uang saja, tapi juga SIM dan paspornya. Suelo juga mengubah namanya dari Shellabarger menjadi Suelo. Suelo adalah bahasa Spanyol yang berarti `soil` atau tanah.
Komentar Terbaru