Arsip

Posts Tagged ‘pondok pesantren’

Keren! Indonesia Punya Masjid Paling Nyentrik Di Jatim

1 Oktober 2012 1 komentar

 

Malang – Arsitektur gabungan bergaya India Mughal dan Timur Tengah bisa wisatawan rasakan di masjid milik Pesantren Salafiyah, di Malang, Jawa Timur. Bentuknya yang unik membuat masjid ini terlihat nyentrik di mata wisatawan. Keren!
Dinding bergaya India Mughal di Masjid Bihaaru Bahri ‘Asali Fadlaailir Rahmah
Sebagai umat Muslim, membangun masjid merupakan sebuah kebanggaan. Oleh karena itu, bentuk, gaya, serta asrsitekturnya pun dipilih yang terbaik. Hal ini dilakukan sebagai betuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah dan rezeki yang diberikan.
Seperti masjid milik Pondok Pesantren Salafiyah, Bihaaru Bahri ‘Asali Fadlaailir Rahmah di Malang, Jawa Timur. Masjid ini menjadi salah satu masjid dengan gaya arsitektur yang nyentrik dan unik.
Eits, jangan salah. Kemegahan serta keindahan arsitektur masjid dan pesantren ini bukan tercipta dari ide seorang arsitektur, lho. Ya, seluruh ide, gaya, bentuk, dan arsitektur Masjid Bihaaru Bahri ‘Asali Fadlaailir Rahmah ada berkat salat istikharah sang pemilik pesantren, KH Ahmad Bahru Mafdlaluddin Shaleh Al Mahbub Rahmat Alam.
Saat ini, wisatawan atau masyarakat umum bisa menikmati secara langsung bentuk unik masjid dan pesantren ini. Secara keseluruhan bentuk bangunan pesantren ini bergaya India sampai Timur Tengah. Ponpes 10 lantai ini berada di Jalan KH Wahid Hasyim Gang Anggur No 10, Desa Sananrejo, Kecamatan Turen, Malang, Jawa Timur, tulis situs resmi Pondok Pesantren Bihaaru Bahri ‘Asali Fadlaailir Rahmah yang detikTravel kunjungi, Kamis (27/9/2012).
Gaya arsitektur yang sangat beragam membuat seluruh pelancong terkagum-kagum. Mereka yang datang sepakat kalau arsitektur masjid ini tidaklah mudah.
Gerbang raksasa bergaya India dengan gagah menyapa setiap wisatawan yang datang. Selanjutnya, pelancong akan memasuki sebuah serambi yang berbentuk seperti gua. Seluruh dinding di ruangan ini pun dilengkapi dengan stalaktit.
Masuk ke dalam ruang salat, desain interiornya juga sangat mengagumkan. Hampir seluruh bagian masjid dihiasi dengan ukiran dan kaligrafi nan cantik. Sebuah mimbar untuk khotib juga terpampang dengan desain yang mewah. Layaknya kursi seorang raja, kursi imam di masjid ini juga menjadi salah satu yang paling mengagumkan.
Tidak mau hanya di masjid saja, pelancong juga bisa masuk ke dalam pesantren. Kekaguman pun semakin bertambah ketika kaki Anda memasuki lorong-lorong dengan gaya arsitektur yang berbeda-beda. Mulai dari bergaya gua sampai detil klasik.
Gerbang yang megah di depan Pesantren Salafiyah Bihaaru Bahri ‘Asali Fadlaailir Rahmah
Tak heran wajah setiap pengunjung yang datang akan dipenuhi dengan ekspresi penuh decak kagum. Semua akan terpesona dengan karya unik nan indah milik Pondok Pesantren Salafiyah, Bihaaru Bahri ‘Asali Fadlaailir Rahmah.
Kerennya, ragam gaya arsitekturnya diterapkan di seluruh bangunan pesantren 10 lantai ini. Namun, semua desain ruangan di Pesantren Salafiyah, Bihaaru Bahri ‘Asali Fadlaailir Rahmah tidaklah sama.
Dijamin, Anda yang berkunjung ke pesantren ini akan menemukan sensasi dan suasana berbeda dari setiap ruangannya. Semua wisatawan bisa masuk dan melihat keindahan arsitektur pesantren, asalkan Anda menghormati peraturan yang ada!

Masjid Ajaib Di Malang

 

 

bangunan sebelum jadi

Betul, orang-orang bilang bahwa ini memang masjid ajaib. Dalam radius puluhan kilometer jika Anda bertanya kemana arah “masjid ajaib” orang-orang akan menunjukkan arah yang tepat. Yaitu masjid yang tidak diketahui dibangun oleh siapa, berapa banyak orang yang mengerjakannya termasuk tukang dan kulinya serta seberapa material semen, pasir dan lain-lain. Singkat kata, masjid itu nongol begitu saja dan terus “bertumbuh” sampai dengan sekarang dan selalu terlihat sebagai “bangunan belum jadi” tapi tidak terlihat tumpukan material dan lalu-lalang pekerja.

Namun, ketika desas-desus ini dikonfirmasi kepada “orang dalam”, dikatakan bahwa pembangunan masjid – yang sebenarnya merupakan kompleks pondok pesantren secara keseluruhan – semua bersifat transparan karena dikerjakan oleh santri dan jamaah.

Kompleks pondok terlihat dari jalan raya.

Bantahan dari “orang dalam” itu jelas sekali terpampang di depan meja penerima tamu dengan tulisan besar-besar, “Apabila ada orang yang mengatakan bahwa ini adalah pondok tiban (pondok muncul dengan sendirinya), dibangun oleh jin dsb., itu tidak benar. Karena bangunan ini adalah Pondok Pesantren Salafiyah Bihaaru Bahri ‘Asali Fadlaailir Rahmah yang murni dibangun oleh para santri dan jamaah.”

Kebun sayuran ini terletak di ketinggian lantai 8

Terlepas dari ajaib atau tidaknya proses pembangunan pondok bertingkat 10 itu, yang jelas dari segi arsitektur menunjukkan cita rasa arsitektural tingkat tinggi yang mungkin dalam proses pembangunannya jelas memerlukan dana yang tidak sedikit. Sebuah proyek akbar yang tentunya melibatkan banyak pihak. Namun kenapa sampai banyak orang tidak tahu dan terkesan “ajaib”? Wallahu ‘alam…

sumber :

Tidak Punya Malu & Sangat Memalukan

 
Ada yang bilang bahwa Politisi atau Politikus adalah seperti ”belut”. Tetapi ada pula yang mengatakan sebenarnya bahwa Politisi seperti ”Belut dikasih Oli”. Tetapi yang benar dan jelas Politisi adalah sosok manusia yang memiliki Karakter, Idealisme, Moral dan jiwa kesatriaan serta memiliki daya juang cita-cita luhur.

Hal itu banyak dimiliki oleh Pemimpin atau Politisi di zaman pergerakan atau perjuangan seperti: HOS Tjokroaminoto, Dr. Sutomo, Dr. Wahidin, Soekarno, Moh. Hatta, Tan Malaka, Ki Hajar Dewantoro, Sultan Syahrir, K.H. Dahlan, Wahid Hasyim dan banyak lagi tokoh-tokoh lainnya. Jika disebutkan sangat panjang. Lebih-lebih tokoh-tokoh Lokal yang berjuang melawan keangkaramurkaan penjajah.

H.O.S Tjokroaminoto adalah Politisi handal di zamannya, ketika melawan penjajah, Politisi yang mampu mencetak kader-kader bangsa. Dr. Sutomo, meskipun isterinya orang Belanda, tetapi jiwa nasionalisme tidak pernah padam hingga akhir hayat.

Seperti halnya Dr. Setiabudi atau Dowes Dekker). Dr. Wahidin juga segala harta bendanya termasuk bendi dan kuda kesayangannya dijual untuk biaya perjuangan. Soekarno sebagai murid Pak Tjokroaminoto selalu konsisten terhadap cita-cita Proklamasi.

Demikian juga Moh. Hatta, meskipun anak seorang Demang di Sumatra Barat tetapi lebih mengutamakan jiwa kerakyatan. Tan Malaka sejak tahun 1926 memimpikan kemerdekaan Indonesia dengan nama Republik.
Ki Hajar Dewantoro, jiwa dan karakternya khususnya di bidang pendidikan tetap menyala-nyala. Meskipun pernah hidup di negara Belanda tetapi, beliaulah orang pertama Indonesia yang mendirikan kantor Berita Indonesia.

Sutan Syahrir Perdana Menteri pertama di Indonesia yang berusia sangat muda 36 tahun dengan jiwa sosialismenya. K.H. Dahlan, Kyai pertama yang mendirikan peradaban pendidikan melalui Muhammadiyah.
Kini kadar-kadernya tersebar luas di Indonesia. Demikian juga tokoh K. H. Wahid Hasyim dengan karakter dan moral agama beliau membangun kader-kader melalui pondok-pondok pesantren. Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh politisi lainnya di tingkat daerah yang berjuang tanpa pamrih dan tanpa nama, seperti Pak Kyai Sahal pendiri Pondok Gontor.

Sepak terjang mereka dari muda, remaja hingga pemuda dan dewasa tetap konsisten dikenang oleh masyarakat luas. Sifat-sifat dan perilakunya ”Tidak Memalukan”.

Tidak seperti politisi zaman sekarang, banyak oknum politisi ”yang memalukan” dan ”tidak punya malu”. Sebagai contoh tindak korupsi yang dilakukan oleh oknum para politisi, dibenci dan dicatat oleh Rakyat untuk tidak dipilih kembali.

Gaji pegawai Bank Indonesia (BI) sudah tinggi, tapi oleh oknum politisi muda anggota DPR diperjuangkan untuk dinaikkan lagi. Sedang rakyat kecil terhimpit hidupnya.

Di layar televisi disuguhkan tayangan di mana ada politisi muda di mana kemarin bicara anti Korupsi. Ee, sekarang malah melakukan tindak korupsi. Tentu KPK tidak akan segan-segan mengusut terus.

Tindakan-tindakan yang bersifat ”tidak punya malu dan “sangat memalukan” justru banyak dilakukan oleh polisi muda, baik di parlemen (Legislatif) di pemerintahan (Eksekutif) termasuk di kalangan Yudikatif.
Apa jadinya negeri ini jika dipimpin oleh oknum-oknum ”politisi” yang punya karakter ”Tidak Punya Malu” dan ”Sangat Memalukan”. Nah, kembali ke jalan yang benar!

sumber