Arsip

Posts Tagged ‘brimob’

Penjelasan Pangkat Pangkat Polisi

 

Pembagian Administrasi kewilayahan polisi dari tingkat paling rendah, yaitu:
a. POLSEK: Kepolisian Sektor, membawahkan 1 Kecamatan, dipimpin oleh polisi berpangkat AKP.(Kompol untuk Polda Jaya)
b. POLRES: Kepolisian Resor, membawahkan 1 Kabupaten, dipimpin oleh polisi berpangkat AKBP.(Kombes untuk Polda Jaya)
c. POLWIL: Kepolisian Wilayah, biasanya membawahkan beberapa kabupaten/kota sekaligus, seperti POLWIL SEMARANG. dipimpin oleh polisi berpangkat KOMBES.
d. POLDA: Kepolisian Daerah, membawahkan 1 propinsi, dipimpin oleh polisi berpangkat Brigjen/Irjen (Irjen biasanya untuk daerah stategis)
e. Mabes POLRI: Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia, membawahkan seluruh daerah di Indonesia, dipimpin oleh KAPOLRI.

Sobat infoxspot.blogspot.com, Pangkat Polisi yang paling rendah sekarang adalah BHAYANGKARA DUA (bharada), tapi itu hanya ada di kesatuan brimob dan mulai ditiadakan karena kurang etis apabila polisi2 yang baru2 keluar dari SEBA (sekolah bintara polisi) langsung maen perintah senior2nya yang pangkatnya bhayangkara.

nah, ini dia:
1. BRIPDA (brigadir polisi dua) lambangnya, setara dengan sersan dua TNI
2. BRIPTU (brigadir polisi satu) lambangnya, setara dengan sersan satu TNI
3. BRIPKA (brigadir polisi kepala) lambangnya, setara dengan sersan kepala TNI
4. BRIGADIR, pangkatnya, setara dengan sersan mayor TNI

sekarang perwira pertama nya:
1. IPDA (inspektur satu polisi) pangkatnya (I) setara sama letnan dua TNI
(baru2 lulusan AKPOL atau Sekolah Calon Perwira)
2. IPTU (inspektur satu polisi) pangkatnya (II) setara sama letnan satu TNI
3. AKP (ajun komisaris polisi) pangkatnya (III) setara dengan kapten TNI
(ini biasanya jadi Kanit di polres2 atau jadi KAPOLSEK)

nah, yang di atas kan perwira pertama, sekarang perwira menengahnya (biasanya udah ikut SESPIM alias sekolah staf dan pimpinan, kalo di TNI namannya SESKO-sekolah staf dan komando)
1. KOMPOL(komisaris polisi) pangkatnya (*-ini melati, bukan bintang) setara sama MAYOR TNI
2.AKBP (ajun komisaris besar polisi) pangkatnya (**) setara sama Letnan Kolonel TNI.
( biasanya udah jadi kapolres gan)
3. KOMBES( komisaris besar polisi) pangkatnya (***) setara sama KOLONEL TNI,(biasanya jadi kadit-kepala direktorat- di polda2, atau bisa juga jadi Kapoltabes dan Kapolwil)

nah, itu tadi yang pamennya, sekarang perwira tingginya :
1. Brigadir Jenderal (Brigjen), polisi berbintang satu, biasanya jadi Kapolda atau Wakapolda, setara sama Brigjen TNI.
2. Inspektur Jenderal (Irjen), polisi berbintang dua, biasanya jadi KAPOLDA di daerah2 strategis semacam Jakarta Raya. Setara sama Mayor Jenderal TNI.
3. Komisaris Jenderal (Komjen), polisi berbintang tiga, ada sekitar 5 orang, yaitu antara lain yang menjabat sebagai Kepala Bagian Reserse dan Kriminal (KABARESKRIM) dan WAKAPOLRI. ini setara sama Letnan Jenderal TNI.
4. Jenderal, polisi berbintang 4, jelas cuma 1 orang jadi KAPOLRI. setara sama Jenderal TNI

sumber

Pukuli Demonstran, Polisi Terpengaruh Narkoba?

undefined

Ketua Gerakan Indonesia Bersih (GIB), Adhie Massardi menduga aparat kepolisian terpengaruh narkoba saat mengawal aksi demontrasi menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Jakarta pada Selasa, 27 Maret 2012 kemarin.

Pasalnya, Adhie melihat adanya perlakukan represif yang dilakukan aparat hingga membabti buta dalam menangani mahasiswa yang melakukan aksi demo tersebut.

“Saya curiga yang represif terpengaruh narkoba. Pengaruh narkoba bisa saja. Aparat banyak juga yang menggunakan narkoba. Saya menduga mereka terpengaruh narkoba.,” ujar Adhie kepada okezone, Selasa (27/3/2012).

Oleh karenanya, Adhie menyarankan agar Polri melakukan tes urin bagi para anggotanya yang terlibat aksi anarkis kepada mahasiswa. Selain itu, lanjut Adhie penanganan kepolisian dengan begitu beringasnya sengaja dilakukan agar kondisi rusuh sehingga aparat memiliki alasan untuk menangkap para mahasiswa. Padahal, para mahasiswa tersebut hanya ingin longmarch menuju Istana dari arah Gambir, namun justru dicegah oleh aparat.

“Serusuh-rusuhnya mahasiswa apa sih paling lempar baru saja. Tidak perlu pakai peluru karet, gas air mata,” tuturnya.

Adhie melihat perlakuan seperti itu dalam rangka membuat mahasiswa takut dan jera. “Tapi memang over penangananya ini didesain untuk represif membuat jera yang aksi. Akan tetapi mereka lupa mahasiswa tidak bisa dengan cara itu, dulu mahasiswa diculik, dibunuh. Perlawanan makin keras tidak akan membuat mahasiswa kapok, solidaritas semakin kuat,” katanya.

Sementara, terkait adanya oknum brimob Polda Metro Jaya yang merebut kaset jurnalis TV One dan Global TV, Adhie mengindikasikan bahwa komandan aparat kepolisian ketika itu tidak dapat mendisiplinkan anggotanya sehingga wartawan yang meliput aksi tersebut terkena dampaknya dengan direbutnya kaset tersebut agar tak terpublikasi ke publik.

sumber