Arsip

Archive for 20 Mei 2015

Nyawamu Terlalu Berharga Untuk Dipertaruhkan Demi Selembar Foto. Jangan Sampai Ada Erri Yunanto yang Berikutnya!

Sekali lagi, dunia pendakian Nusantara kembali dirundung duka karena kematian saudara kita sesama pendaki. Ironis buat saya, karena peristiwa ini hanya berselang dua minggu sejak saya merilis tulisan di Hipwee yang bertajuk“Stop Meremehkan Gunung! Kamu Terlalu Berharga Untuk Mati Konyol di Sana”. Kali ini, korbannya adalah Erri Yunanto, mahasiswa semester 6 Teknik Industri Universitas Atma Jaya Yogyakarta yang masih berusia 21 tahun.

Kamu sendiri mungkin juga mengikuti beritanya di media. Mulai dari kabar bahwa almarhum jatuh terpeleset dari Batu Garuda di Puncak Barameru Gunung Merapi pada Sabtu (16/5) kemarin, sampai kabar ketika jenazahnya berhasil dievakuasi dari bibir kawah pada hari Selasa (19/5).

Di sini, saya tidak hendak fokus pada almarhum sebagai individu. Bagaimanapun kita semua menyesali kejadian tragis yang menimpanya. Namun sebagai sesama pendaki dan manusia, saya rasa kita wajib belajar dari kejadian yang menimpa Erri di puncak Merapi. Alasannya sederhana: agar di masa depan, tidak perlu ada Erri-Erri yang berikutnya.

Selembar foto di tempat istimewa adalah kenangan yang memang membuat bangga. Tapi, apakah kenangan itu cukup berharga untuk dibayar dengan nyawa?

Foto terakhir Eri Yunanto yang diabadikan oleh rekannya.

Bagi saya, kematian Erri Yunanto bukanlah sesuatu yang sia-sia, selama ini bisa menjadi pengingat bagi pendaki lainnya. Mungkin kita perlu berkaca dari peristiwa ini dan merenungkan kembali, sebenarnya buat apa sih kita susah-susah mendaki?

Dulu sekali, sebelum foto-foto perjalanan di Instagram ngehits seperti sekarang, gunung dimanfaatkan penikmatnya benar-benar untuk menyepi, belajar, dan mengasah diri. Mereka pergi tanpa kamera, tanpa kebutuhan untuk berfoto-foto selfiedi puncak seperti kelakuan para pendaki yang kita temui dewasa ini.

Lalu, apakah mengambil foto di gunung itu sebuah kesalahan?

Tentu tidak. Sama sekali gak ada salahnya mengambil beberapa foto di atas sana. Fofo-foto yang kita abadikan akan menjadi sebuah memento perjalanan yang bisa membuat kita mengingat kembali pendakian yang kita lakukan. Tapi, perlukah sampai harus mempertaruhkan nyawa demi itu?

Selembar foto hanya sanggup bercerita sedikit, sementara sisa kisahnya hanya bisa kamu tuntaskan lewat penuturanmu. Dan tentu saja, kamu wajib pulang hidup-hidup untuk itu.

Tapi, kini berfoto di puncak seakan menjadi tujuan utama. Semua teman di media sosial perlu tahu, kerja keras yang kita keluarkan untuk “menaklukkan” puncak itu

Ketika kebutuhan untuk diakui menjadi pendorong utama mendaki

Kini, kesakralan dari sebuah pendakian yang punya makna untuk mengenal alam lebih dekat telah bergeser menjadi ajang untuk membanggakan diri, ajang untuk menaklukkan tempat-tempat berbahaya demi sebuah pengakuan semu berupa tambahan likes, komentar, maupun followers di media sosial. “Tak apa aturan dilanggar sedikit, yang penting kita bisa membuat foto yang sensasional.” Saya cuma bisa mengelus dada.

Saya pun mengetahui dari seorang rekan yang belum lama ini mendaki ke Merapi, bahwa pendaki Merapi sebenarnya hanya diperbolehkan menapak sampai ke Pasar Bubrah. Jika lebih dari itu, bukankan berarti ada aturan yang dilanggar?

Dua minggu sebelum kejadian tragis yang menimpa Erri Yunanto, peristiwa serupa juga menimpa Yanuru Aksanu Laila, mahasiswa Universitas Negeri Malang yang masih berusia 23 tahun. Dia diduga tewas karena terpeleset dari tebing yang sebenarnya dilarang untuk dilewati. Peristiwa ini terjadi hanya demi mengabadikan sebuah foto di tempat yang gak biasa.

Apakah foto sensasional yang mengundang tambahan jumlah likes dan followers ini segitu berartinya? Lebih berarti daripada orang tua kita yang menanti anaknya pulang dengan selamat sampai di rumah?

Hal yang bisa saya garis bawahi dari kedua kejadian di atas adalah pentingnya untuk bisa menakar kemampuan diri sendiri serta menaati aturan. Ketika aturan dilanggar dan diri sendiri dipaksa untuk melewati batasnya, di situlah bahaya akan mengancam kita.

Sebelum kamu memutuskan untuk berfoto di tempat yang ekstrem di atas gunung, mari pikir kembali, untuk apa kita mendaki.

Pulang adalah tujuan utama

Saya paham, ketika kita berada di puncak gunung, kita tergoda untuk mengabadikan keindahannya dengan berbagai sudut. Tanpa bermaksud pamer lewat foto diri, kita mungkin ingin memvisualkan apa yang kita lihat kepada orang-orang yang tidak sempat mendaki lewat foto yang kita buat: “Ini lho yang saya lihat di atas sana.”

Tapi, lantas saya sadar. Mendaki adalah sebuah perjalanan yang sangat personal. Pemandangan dan pengalaman yang saya dapat tentu akan berbeda dengan orang lain, meskipun yang kita daki adalah gunung yang sama. Sehebat apapun foto kita, akan jauh lebih berarti bila mereka mendaki dan memandangnya dengan mata kepala sendiri.

Terus terang, saya tak punya nyali jika harus berpose di atas batu Garuda seperti almarhum Erri Yunanto ataupun foto-foto di tempat ekstrem lainnya. Buat saya, bisa melihatnya dari jauh saja sudah cukup. Ya, saya takut untuk melakukan hal seperti itu demi selembar foto dengan saya sebagai subjeknya.

Lebih tepatnya, saya tak sampai hati.

Saya tak sampai hati membayangkan wajah ibu saya yang histeris mengetahui kalau anaknya ternyata pulang tinggal nama saat mendaki gunung gara-gara hal sepele. Saya tak sampai hati membayangkan kepanikan di wajah rekan saya yang harus buru-buru turun untuk melapor, dan itu bisa membahayakan diri mereka sendiri.

Saya juga tak sampai hati membayangkan betapa repotnya tim SAR dan relawan yang atas nama kemanusiaan rela kerepotan bahkan sampai mempertaruhkan nyawa demi mengevakuasi jenazah saya yang sudah tak bernyawa. Sementara, saya mungkin sudah lepas raga dan tak lagi memusingkan urusan duniawi.

Saya pun tak sampai hati membayangkan saya mati hari ini. Soalnya, saya belum melakukan sesuatu yang berarti buat masyarakat dan negeri ini.

Saya tak sampai hati, jika sampai ada Erri Yunanto yang berikutnya. Biarlah almarhum menjadi yang terakhir. Sebelum memutuskan untuk berfoto di tempat-tempat ekstrem, mari berpikir lagi, apakah kita masih sampai hati?

Mari kita mendaki, melakukan sebuah perjalanan hati demi mensyukuri karunia berupa alam raya yang diberikan oleh Sang Illahi, bukan karena hasrat ingin diakui sebagai penakluk puncak-puncak tertinggi. Bagaimanapun, menjamah puncak hanyalah bonus dari sebuah pendakian, karena hakikatnya pulang dengan selamat adalah tujuan akhir yang harus kita capai.

Mari kita berduka, tapi jangan sampai ada duka gara-gara hal yang sama.

Salam.

sumber

Kategori:revo

(Foto) Inikah Bukti Transfer Rp 80 Juta Yang Diterima Amel Alvi?   

(Foto) Inikah Bukti Transfer Rp 80 Juta Yang Diterima Amel Alvi?

Tak lama setelah penangkapan artis yang nyambi menjadi PSK kelas atas berinisial AA yang diduga Amel Alvi, beredar foto bukti transaksi transfer Rp 80 juta atas nama Amelia Alvi.

Sampai saat ini belum diketahui dengan jelas dari mana sumber bukti transfer uang senilai Rp 80 juta untuk Amel Alvi itu. Struk bukti transaksi tersebut juga belum dipastikan asli atau palsu.

Foto struk transaksi tersebut telah tersebar luas melalui Blackberry Massenger (BBM). Dalam foto itu terlihat nama Amelia Alvi. Uang Rp 80 juta ditransfer dari rekening Bank Rakyat Indonesia (BRI) ke rekening BCA atas nama Amelia Alvi.

Bukti Transfer Rp 80 Juta Untuk Amel Alvi

Foto bukti transfer sesuai tarif Rp 80 Juta kepada Amel Alvi yang beredar luas

Terkait peristiwa penangkapan tersebut, Amel Alvi hingga kini masih membantah bahwa yang ditangkap adalah dirinya.

“Smua nya isial aa itu bukan aku mungkin artis lain kan banyak yg nama nya inisial aa. Ak baik” aja,” tulis Amel Alvi lewat akun @amelalvi28 dengan menyertakan emotikon kiss.

Amel Alvi

Walau selalu membantah, banyak yang tidak mempercayai pernyataan Amel Alvi, termasuk beberapa temannya sendiri (karena ia suka berpose “menggoda”)

Namun, bantahan Amel diragukan banyak pihak termasuk oleh salah satu teman dekatnya sesama model yang namanya minta dirahasiakan. “Apalagi dia memang suka berpose..ah kamu tahulah”, ujarnya.

(Harian Terbit Online, Jawa Pos Online dan beberapa sumber lainnya)

Kategori:revo

Wanita Cantik Ini Bikin Kontroversi Karena Posting Foto Dan Videonya Di Kokpit Cathay Pacific   

Wanita Cantik Ini Bikin Kontroversi Karena Posting Foto dan Videonya di Kokpit Cathay Pacific

Seorang wanita cantik berusia 28 tahun bernama Ada Ng mendadak menjadi kontroversi dan menjadi pembicaraan ramai di seantero China, khususnya di jejaring sosial khas China: Weibo setelah memposting foto-fotonya.

Ia mungkin tidak akan pernah menyangka kalau perbuatannya ini bakalan membuatnya terjebak dalam kontroversi dan terseret dalam masalah. Postingan foto-fotonya di sosial media tersebut memicu perdebatan panjang mengenai isu keamanan dan keselamatan penerbangan.

Lalu apa yang salah dengan foto-fotonya? Ia memposting foto-fotonya di dalam kokpit pesawat Cathay Pacific, maskapai pesawat yang ditumpanginya dalam penerbangan dari Taipei ke Hongkong. Dalam keterangan foto tersebut dia menulis bahwa ia diizinkan terbang dan duduk di dalam kokpit karena penerbangannya sudah “full” (penuh). Ia juga menambahkan bahwa “merasakan take off dan landing di dalam kokpit rasanya keren sekali”. Jadi karena sudah mendapat izin pilot, maka ia tak menyia-nyiakan kesempatan ini.

Ada Ng Cathay Pacific

Foto selfie Ada Ng di dalam kokpit pesawat Cathay Pacific

Agar tidak dikira hoax, maka ia juga mengambil foto dan merekam video dari kokpit pesawat tersebut dengan ponselnya ketika pesawatnya landing di Chek Lap Kok Airport.

Ada Ng

Suasana Chek Lap Kok Airport yang direkam Ada Ng dari kokpit saat pesawat landing

Karuan saja foto dan videonya ini menjadi viral sebelum dihapus oleh Ng. Kontroversi tidak berhenti disitu karena otoritas penerbangan Hongkong mengadakan penyelidikan mengapa seorang penumpang bisa masuk ke dalam kokpit pesawat yang sejatinya terlarang kecuali bagi kru pesawat.

Ada Ng cathay Pacific

Pemandangan dari dalam kokpit yang direkam Ada Ng ketika pesawat berhenti di apron untuk menurunkan penumpang

Juru bicara Cathay Pacific pun mengatakan bahwa hanya pilot dan kru pesawat Cathay Pacific dan kerabat langsung saja yang boleh ikut duduk di kokpit. Karena alasan privasi, sang jubir menolak memberitahukan apakah Ng merupakan karyawan mereka atau anggota keluarga karyawan mereka. Bahkan Ng pun juga memamerkan boarding pass naik ke pesawat tersebut.

Boarding Pass Cathay Pacific Milik Ada Ng

Ada Ng juga memposting foto boarding pass kelas bisnis Cathay Pacific atas namanya

Namun kabar yang berhembus mengatakan bahwa sang pilot dalam penerbangan tersebut melanggar disiplin dengan mengizinkan wanita ini masuk ke kokpit karena wanita ini berparas cantik dan menarik.

Aturan dalam dunia penerbangan padahal dengan jelas mengatakan bahwa kokpit adalah area terlarang selain kru pesawat dan penumpang dilarang menghidupkan alat elektonik.

(Daily Mail, South China Morning Post, Weibo)

Kategori:revo

Melongok Keras dan Sadisnya Latihan Para Calon Pramugari Di China 

Melongok Keras dan Sadisnya Latihan Para Calon Pramugari Di China
  

Sebuah sekolah semacam sekolah kejuruan khusus penerbangan bagi wanita di Chengdu mendadak menjadi pemberitaan ramai. Sekolah pramugari yang berafiliasi dengan beberapa maskapai penerbangan China ini mendidik para siswanya dengan sangat keras.

Aktivitas fisik rutin berlari sejauh 5 kilometer sehari merupakan hal biasa

Latihan fisik seperti ini pun bukan masalah besar bagi para wanita cantik ini

Para siswa di sekolah Chengdu East Star Airlines ini dididik dan menjalani latihan keras agar bisa juga menjadi petugas keamanan penerbangan yang tangguh seperti bertarung dengan tangan kosong, menanggulangi terorisme di pesawat, seni bela diri militer (dengan atau tanpa senjata) dan pelatihan bertahan hidup di alam terbuka.

Berlatih keberanian dan mengabaikan rasa sakit dengan memukul piring

Kita mungkin bertanya-tanya, bagaimana mereka nanti bekerja? Mari perhatikan penjelasan mengenai pekerjaan mereka.

Setelah mereka lulus dari sekolah ini dan bertugas, para wanita bekerja sebagai pramugari yang melayani para penumpang dengan ramah tanpa ada seoarng pun yang boleh tahu bahwa mereka ini juga sebenarnya adalah petugas keamanan.

Latihan keras calon pramugari Di China

Para calon pramugari berlatih beladiri dengan tangan kosong

Apabila ada insiden di pesawat seperti penumpang yang mengamuk dan membuat kekacauan di dalam pesawat, mereka akan langsung bertindak tegas tanpa kompromi sedikit pun.

Latihan Keras Calon Pramugari Di China

Para calon pramugari berlatih ketahanan di alam terbuka dengan sangat keras dan disiplin

Latihan Keras Calon Pramugari China

Mereka pun juga tak lupa dilatih skenario apabila mereka menjadi tawanan

Latihan Keras Para Calon Pramugari China

Mereka juga dilatih untuk melakukan penanggulangan terorisme di pesawat

Apakah di Indonesia ada pramugari yang dilatih keras dan tanpa kompromi seperti ini sehingga para penumpang merasa aman dan nyaman di pesawat?

(China News)

Kategori:revo

Inikah Bukti Bahwa Marilyn Monroe Adalah Salah Satu Istri Presiden Soekarno?   

Inikah Bukti Bahwa Marilyn Monroe Adalah Salah Satu Istri Presiden Soekarno?

Presiden Republik Indonesia yang pertama, Ir. Soekarno (Bung Karno) memang banyak memiliki cerita menarik dalam sepanjang karier dan kehidupan pribadinya, khususnya dengan kedekatannya dengan banyak wanita cantik. Sudah bukan rahasia lagi kalau Soekarno merupakan seorang pecinta wanita yang romantis dan wanita yang “kesengsem” dengan sosok serta auranya.

Salah satu kejadian yang sampai saat ini masih belum banyak diketahui oleh rakyat Indonesia adalah koneksi pria yang juga dijuluki sebagai “Putra Sang Fajar” dengan aktris seksi legendaris Hollywood, Marilyn Monroe. Cerita Bung Karno-Marilyn Monroe hingga saat ini menjadi isu seksi di kalangan pejabat elite AS. Betapa mereka mengagumi dan menyegani seorang sosok dari negara besar namun “antah berantah” ini.

Kisah ini berawal ketika Bung Karno pada akhir Mei 1956 mengadakan kunjungan kenegaraan selama 3 minggu ke Amerika Serikat. Presiden Soekarno mengunjungi semua tempat menarik dari pantai timur hingga pantai barat Amerika Serikat. Tentu saja tak ketinggalan mengunjungi Hollywood. Dan, seperti biasanya, bukan Bung Karno namanya kalau tidak mampu menyedot atensi banyak media disana.

Nah, saat di Hollywood tersebut Presiden Soekarno tidak bisa menyembunyikan keinginannya untuk bertemu dengan salah satu bintang pujaannya Norma Jean Baker yang beken dengan nama Marilyn Monroe! Apalagi saat itu Monroe sedang berada di puncak karirnya sebagai aktris.

Pertemuan Bung Karno dengan Marilyn Monroe bisa terwujud karena jasa Joshua Logan, sutradara film “Bus Stop” yang dibintangi Marilyn Monroe. Saat Bung Karno ke Holywood, ia sedang sibuk syuting bersama 200 krunya. Bung Karno pun menemui mereka semua. Kepada Logan, Bung Karno mengatakan bahwa ia ingin melihat Marilyn Monroe.

Pada malam harinya, Presiden Motion Picture Association of America (MPAA) Eric Allen Johnston mengadakan jamuan mewah untuk rombongan Presiden Soekarno di hotel mewah Beverly Hills Hotel. Di pesta ini sebenarnya Marilyn Monroe tidak diundang, namun Logan mengajaknya untuk datang. “Saya ingin kamu menemui sahabat saya nanti malam,” kata Logan kepada Marilyn yang langsung diiyakan oleh sang aktris ini walau esok harinya ia berulang tahun ke-30 dan harus terbang ke New York malam itu juga.

Presiden Soekarno (kiri) bertemu Marilyn Monroe di sebuah pesta mewah di Beverly Hills, Mei 1956

Marilyn Monroe pun datang ke pesta mewah tersebut. Dia mengenakan gaun berwarna hitam gelap yang menutup seluruh bagian tubuhnya. Seketika kehadirannya membuat pesta menjadi hidup. Padahal dalam pesta tersebut juga hadir aktor-aktor beken seperti Gregory Peck, George Murphy (yang kelak menjadi Senator), dan Ronald Reagan (yang kelak menjadi Presiden Amerika Serikat). Sehingga Presiden Soekarno pun langsung menghampiri begitu mengetahui kehadiran Marilyn Monroe.

Selama 45 menit mereka bertemu dan berbincang-bincang akrab seolah 2 sahabat yang sudah lama tidak bertemu. Karuan saja para jurnalis dan fotografer Amerika dan Indonesia tidak menyia-nyiakan momen berharga tersebut.

Bung Karno-Marilyn Monroe

Bung Karno dan Marilyn Monroe terlihat berbincang akrab dalam pesta di Beverly Hills, Mei 1956

Marilyn Monroe dengan berbasa-basi mengatakan bahwa ia menyesal tak diundang ke pesta tersebut. Presiden Soekarno langsung menimpalinya dengan rayuan diplomasi yang “maut”, “Tujuan saya datang ke negara ini salah satunya adalah untuk menemui Anda”. Belum cukup sampai disitu, Presiden Soekarno melontarkan pujian “Anda seorang yang sangat penting dan terkenal sekali di Indonesia”.

Marilyn Monroe ketika tampil menghibur rombongan Presiden Soekarno dalam suatu acara lain

Yang sedikit “parah” dari peristiwa tersebut adalah Monroe yang belum begitu mengenal siapa itu Soekarno menyapa sang Presiden dengan sebutan “Prince Soekarno”. Mungkin Monroe berpikir Presiden Soekarno adalah seorang pangeran Arab yang kaya raya sehingga jamuan pesta untuknya pun mewah.

Sebelum meninggalkan tempat pesta, Marilyn Monroe dan Presiden Soekarno berpose berdua cukup lama di depan kamera para jurnalis. Monroe juga sempat memberikan tanda tangan kepada beberapa anggota rombongan Presiden Soekarno.

Sejatinya tak banyak yang tahu isi pembicaraan Bung Karno dan Marilyn Monroe saat mereka bertemu dalam pesta tersebut. Namun, rumor apa yang terjadi setelah pertemuan itu sangat santer hingga kini.

Anthony Summers dalam Celebrity Secrets: Official Government Files on the Rich and Famous mengatakan tentang Monroe “Selama syuting Bus Stop, 1956, Marilyn bertemu dengan Presiden Indonesia, Achmad Soekarno…” lalu “Dia ingin memberitahu temannya Robert Slatzer bahwa ia dan Soekarno telah ‘menghabiskan malam bersama’….”.

Dalam buku karya Nick Redfern yang diklaim sumbernya berasal dari basis data milik FBI ini, Summers menyatakan bahwa apa yang terjadi pada pertemuan itu tidak ada berlalu atau luput diketahui oleh CIA (agen rahasia AS). Sebab “….dalam tahun-tahun itu, Indonesia dan Vietnam merupakan prioritas di Asia untuk selalu dipantau oleh Washington.

Pada tahun 1957 dan 1958 beredar sebuah rekaman yang menujukkan bahwa CIA jelas-jelas terlibat dengan segala upaya untuk menggulingkan Soekarno “…yang dipandang bertanggung jawab mengarahkan negaranya kepada komunisme”. Tulisan dalam buku tersebut pun masih membeberkan beberapa hal lainnya yang mengejutkan.

Bung Karno-Marilyn Monroe

Sebelum meninggalkan pesta, Marilyn Monroe berfoto cukup lama dengan Bung Karno

Salah satunya adalah ketika AS merasa perlu untuk “menjilat” Soekarno, CIA berkeinginan untuk menggunakan seks dalam wujud Marilyn Monoe “agar sang diktator merasa dihormati”.

Joseph Smith, seorang mantan pejabat CIA yang berbasis di Asia dalam buku “Goddess: The Secret Lifes of Marilyn Monroe” mengatakan bahwa ada pertemuan lanjutan antara Soekarno dan Marilyn Monroe setelah pesta malam itu di Beverly Hills. “Ada upaya untuk membuat Soekarno terus bersama Monroe. Pada pertengahan tahun 1958, saya mendengar rencana untuk membawa mereka bersama ke ranjang”, beber Joseph Smith.

Sosok Bung Karno memang selalu mempesona kaum wanita. Dalam foto ini terlihat Bung Karno berbincang akrab dengan aktris papan atas Hollywood Marilyn Monroe dan Elizabeth Taylor serta Jacqueline Kennedy (istri Presiden AS John F. Kennedy)

Mengenai kebenaran bukti-bukti kesaksian dalam pernyataan tersebut, sampai sekarang masih menjadi misteri. Hal tersebut tak berbeda dengan informasi bahwa Monroe merupakan salah satu wanita “peliharaan” CIA. Begitu juga denagn isu yang beredar dan kerap dipercaya oleh sebagian masyarakat disana bahwa Marilyn Monroe adalah salah satu istri sang Presiden tampan ini.

(dari berbagai sumber)

Kategori:revo
%d blogger menyukai ini: