Arsip
Iptu Anggraini Putri, Polwan Muda Cantik Yang Berpangkat Tinggi
Mungkin tidak ada ada yang menyangka bahwa wanita muda bisa dan cantik tidak bisa menempati jabatan dan pangkat tinggi di kepolisian. Para Polwan cantik sering dianggap sebagai “pemanis” belaka di layar kaca karena pangkat mereka yang rata-rata masih sebatas Briptu.
Polwan cantik ini bertutur kata lembut, siapapun akan betah berlama-lama di dekatnya
Namun Polwan cantik bernama Anggraini Putri, mampu mendobrak anggapan tersebut. Polwan muda berparas cantik ini ternyata berpangkat Inspektur Satu (Iptu).
Ruang kantornya minimalis dan banyak dijumpai foto-foto cantiknya
Iptu Anggraini Putri kini menempati posisi sebagai Kanit VI Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) SatReskrim Polres Metro Jaksel. Walau masih muda, ia amat disegani oleh anak buahnya karena sering memperhatikan mereka tanpa ada jarak.
Sebelum menjabat posisi tersebut, ia menjadi ajudan Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih. Wanita yang bertutur kata lembut ini mampu mendobrak stigma dan menempati posisi yang didominasi oleh pria.
Tutur katanya memang lembut, parasnya manis, namun ia tak segan bersikap tegas terhadap penjahat.
Parasnya yang cantik ini dalam waktu dekat bakalan menjadi primadona kaum pria karena ia sebelumnya tidak terekspos. Publik lebih mengenal Polwan-polwan seperti Briptu Eka Frestya dan Briptu Dara Intan.
Jangan coba-coba melecehkan perempuan dan berbuat kriminal terhadap kaum perempuan dan anak-anak, karena Anda akan berurusan dengan polwan cantik yang tak segan-segan bersikap tegas. Berani?
(istimewa)
Kalau Sudah Tahu 10 Fakta Ini, Kamu Tak Perlu Takut Makan Mie Instan Lagi!
Membicarakan mie instan memang tidak ada habisnya. Dari mulai resep kreasinyahingga bagaimana kita tidak bisa hidup tanpanya. Rasanya yang enak dan harganya yang murah pun sering menjadikan mie instan sebagai pilihan makanan praktis sehari-hari.
Eh, tapi apakah kamu sering mendengar peringatan bahwa mie instan itu tidak sehat? Ada juga isu yang menyatakan kalau mie instan itu mengandung zat lilin di dalamnya. Apakah itu benar? Supaya kabar itu nggak lagi simpang-siur, yuk cek fakta-faktanya!
1. Suka Makan Mie Instan dalam Cup? Tenang, Styrofoam-nya Tak Beracun, Kok!
Wahai pecinta mie instan dengan kemasan cup, ada kabar gembira untuk kamu. Saat ini, kamu tidak perlu lagi meragukan status keamanan dari styrofoam yang digunakan sebagai kemasan, karena sudah dipastikan bahwa styrofoam itu AMAN!
Kemasan mie instan cup terbuat dari styrofoam atau expandable polystyrene yang khusus dipergunakan untuk makanan. Styrofoam ini sudah melewati berbagai penelitian dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) dan Kementerian Lingkungan Jepang hingga akhirnya dinyatakan memenuhi syarat sebagai kemasan produk pangan.
Saat diproduksi sebagai kemasan produk pangan, styrofoam ini melalui proses pressing yang begitu ketat dan memenuhi standar. Proses inilah yang membuat molekul-molekuk styrofoam tidak rontok dan akhirnya tidak larut bersama mie instan saat diseduh air panas. Merasa ajaib tanganmu tidak terasa panas saat mie instan cup ini diseduh air panas? Ini bukanlah keajaiban, melainkan kemampuan yang dimiliki oleh styrofoam atau expandable polystyrene untuk menyerap panas. Pokoknya kemasan ini aman deh. Jadi, kamu tidak perlu takut lagi saat mengkonsumsi mie instan cup ini. Eh, tapi tetap jangan keseringan ya, usahakan agar dietmu punya gizi yang seimbang!
2. Kamu Memang Tak Boleh Memasak Mie Instan Dengan Bumbunya. Tapi Bukan Karena Itu Bisa Menyebabkan Kanker.
Ada info yang menyatakan bahwa kamu tidak boleh merebus mie instan bersamaan dengan bumbunya. Katanya, saat berada pada suhu 120 derajat Celcius nanti, kandungan kimia pada bumbu mie dapat berubah menjadi senyawa karsinogen dan berpotensi memicu tumbuhnya sel kanker pada tubuhmu. Hiii.. seram ya? Eits, tapi ternyata info tersebut tidaklah benar!
Sampai saat ini belum pernah ditemukan adanya senyawa karsinogen pada mie instan. Di sisi lain, pemasakan mie instan tidaklah sampai pada suhu 120 derajat Celcius. Mie instan sebelumnya telah melalui proses penggorengan sehingga yang dijual dalam kemasan sudahlah setengah matang. Untuk menyantapnya, kamu hanya perlu memanaskan mie instan pada suhu air mendidih, yaitu sekitar 90 – 100 derajat Celcius, dan dalam waktu kurang dari 5 menit.
Salah satu alasan mengapa mie instan tidak boleh dimasak bersamaan dengan bumbunya adalah karena dapat mengurangi cita rasa yang telah dibentuk oleh produsen. Mie instan dianjurkan untuk memiliki kuah sebanyak 400 cc, tapi seringnya kita memasak air rebusan tidak menggunakan takaran sehingga bisa saja berlebihan. Nah, kalau bumbunya sudah telanjur tercampur, bisa jadi bumbunya tidak akan terasa sama sekali. Mie instan jadi hambar dan tidak enak, deh.
3. Tidak Usah Khawatir Juga Pada Isu Bahwa Mie Instan Mengandung Zat Lilin.
“Mie instan itu pakai lilin. Makanya nggak lengket, ‘kan?”
Duh, mitos seperti ini harus benar-benar kita abaikan mulai dari sekarang. Mengapa? Karena ini salah besar. Mie instan tidak mengandung zat lilin (wax) SAMA SEKALI.
Mie instan bisa saling tidak melekat satu sama lain bukanlah karena penggunaan zat lilin, melainkan karena adanya kandungan minyak di dalam mie instan. Pada pembuatannya, mie instan melalui proses deep frying yang bertujuan untuk mengurangi kadar air dan membuat mie instan tetap awet. Dari proses inilah, minyak terserap ke dalam adonan mie instan dan akhirnya dikeluarkan pada saat pemasakan. Jadi, sudah terbukti bahwa mie instan tidak lengket karena minyak bukan disebabkan penggunaan zat lilin oleh produsen. Jangan termakan gosip lagi, ya!
4. Walaupun Bikin Kenyang, Tidak Baik Makan Nasi Putih dan Mie Instan Bersamaan
Makan mie instan dengan nasi putih memang Indonesia sekali ya rasanya. Pasti hampir seluruh orang Indonesia pernah memakan mie instan dengan campuran nasi putih ini, apalagi barisan anak kostan. Duo maut ini adalah penyelamat akhir bulan yang bisa membuat perut kenyang dan terganjal sampai malam.
Tapi ada kabar buruk nih untuk seluruh anak kost di Indonesia, kombinasi mengenyangkan ini ternyata tidak baik untuk dikonsumsi terlampau sering. Mie instan dan nasi putih adalah sama-sama sumber karbohidrat yang cukup tinggi. Dalam satu porsinya saja, mie instan sudah mengandung 400 kalori. Kalau ditambah dengan nasi putih, kandungannya pun bertambah hingga 700 – 800 kalori. Padahal normalnya, manusia hanya membutuhkan 1.700 – 2.000 kalori saja per harinya. Itu pun harus dengan berbagai asupan gizi dan dalam 3 kali makan besar serta 3 kali makan ringan.
Selain menambah asupan kalori, perpaduan mie instan dan nasi putih ini juga dapat meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh. Kalau terlalu sering dan terlampau banyak, badanmu tidak hanya menjadi lebih gemuk tetapi juga berisiko terkena penyakit diabetes. Hiii… nggak mau ‘kan masih muda terkena diabetes? Oleh karena itu, mulai kurangi kombinasi mengenyangkan ini. Dan daripada disandingkan dengan nasi putih, lebih baik memakan mie instan dengan tambahan telur dan juga sayur.
5. Air Rebusan Mie Instan Tidaklah Berbahaya, Namun Justru Mengandung Zat Gizi
Banyak kabar berseliweran yang menyatakan kalau mie instan harus direbus sebanyak 2 kali supaya tidak ada lagi zat kimia di dalamnya. Selain itu, air rebusan mie instan yang pertama juga katanya tidak boleh dijadikan kuah karena di situlah banyak terkandung zat kimia yang berbahaya bagi tubuh. Apakah kabar itu benar? Ternyata tidak, lho. Menurut Prof. Dr. F.G. Winarno, kabar mengenai bahayanya air rebusan mie instan yang pertama adalah salah. Justru, di dalam air rebusan pertama itulah terdapat kandungan zat besi, zinc, vitamin, dan betakaroten tinggi yang dibutuhkan oleh tubuhmu.
Pada proses pembuatannya, mie instan telah mengalami proses fortifikasi atau penambahan zat-zat gizi dan vitamin yang diperlukan tubuh. Zat-zat gizi dan vitamin ini akan larut dan berpindah dari mie instan ke air pada saat perebusan. Maka dari itu, air rebusan mie instanlah yang justru memiliki kandungan gizi bagi tubuhmu. Kalau airnya dibuang dan diganti dengan yang baru, zat-zat gizi dan vitamin yang terkandung pun ikut terbuang dan hilang. Mie instanmu pun jadi makanan yang tidak lagi memiliki nilai gizi yang cukup. Sayang sekali, ‘kan?
6. Di Awal Kemunculannya, Mie Instan Adalah Makanan Mewah
Sudah diketahui secara umum kalau mie instan itu sahabatnya anak kostan dan anak perantauan. Saat tidak ada uang untuk makan, mie instan selalu hadir sebagai pahlawan dan memberikan rasa mengenyangkan. Alasannya tidak lain dan tidak bukan adalah karena harganya yang murah.
Sebelum menjadi panganan sejuta umat seperti saat ini, dulu mie instan sebenarnya pernah menjadi makanan yang mewah. Mie instan lahir di Jepang dari tangan Momofuku Ando, pendiri perusahaan ramen instan Nissin. Pada tahun 1958, ramen instan pertama pun hadir dengan rasa ayam yang khas. Ramen instan ini diharapkan dapat menjadi panganan yang praktis dan dapat dimakan di mana serta kapan saja. Namun saat itu yang umum ditemui di pasar swalayan adalah mie atau udon yangfresh. Mie instan pun dianggap barang yang wah karena baru dan masih belum mudah ditemui. Hasilnya, harga ramen instan pun melambung hingga 6 kali lipat dari harga udon yang fresh. Mahal juga, ya?
Untungnya, saat ini harga mie instan sudah sangat bersahabat. Jadi, kita-kita yang anak kost bisa tetap menjadikannya pilihan terbaik di akhir bulan.
7. Mie Instan Mengandung Pengawet Dalam Kadar Tinggi? Ah, Mitos~~
Tidak dipungkiri, makanan dalam kemasan yang dijual di pasar swalayan pasti menggunakan pengawet supaya umurnya bisa tahan lama. Di Indonesia, telah ditetapkan penggunaan bahan pengawet secara aman hanya 250 mg saja per kilogramnya. Untuk mie instan sendiri, penggunaan bahan pengawet nipagin pada kecapnya hanya berjumlah 1 mg saja. Kadar yang sangat kecil, ‘kan?
Oke, itu pengawet untuk kecapnya. Lalu bagaimana dengan pengawet yang terkandung dalam mie? Nah, sebenarnya, mie pada mie instan bisa menjadi sangat awet bukan karena pengawet kimia, namun metode khusus yang diaplikasikan selama pembuatannya. Mie instan digoreng dengan teknik deep frying. Proses penggorengan ini dilakukan pada suhu yang tinggi, yaitu 140 – 160 derajat Celcius. Pada suhu ini, dapat dipastikan tidak ada mikroba yang dapat bertahan hidup karena kadar air pada mie telah turun hingga 3% saja. Kalau tidak ada mikroba, makanan pun tidak akan busuk. Itu lho, sebenarnya, rahasia kenapa mie dalam kemasan mie instan bisa sangat awet.
8. Warna Kuning Pada Mie Instan Memang Didapat dari Pewarna Buatan. Tapi Jangan Parno, yang Digunakan Toh Bukan Pewarna Pakaian…
Harus diakui bahwa warna kuningnya mie instan memang tidak didapat secara alami. Dalam pembuatannya, adonan mie instan ditambahkan zat pewarna makanan, yaitu Tatrazine (CH940). Zat pewarna ini sudah terserap dengan baik kok, jadi saat direbus tidak akan luntur.
Zat pewarna Tatrazine ini adalah senyawa pigmen food grade dan sudah diberi izin untuk digunakan sebagai pewarna makanan secara internasional oleh standar internasional Codex Alimentarius dan World Health Organization. Secara nasional sendiri, pewarna makanan ini juga sudah diberi izin kok oleh BPOM RI. Jadi, bisa dipastikan bahwa zat pewarna ini aman untuk digunakan. Lagipula, tidak cuma mie instan saja yang menggunakan zat pewarna Tatrazine ini. Puding, kripik, sereal, minuman ringan, sup instan, selai, permen, jeli, serta yogurt kemasan juga menggunakannya.
9. Kalau Diibaratkan Pakaian, Mie Instan Itu Cuma Celana Dalam. Tidak Cukup Untuk Menutupi Seluruh (Kebutuhan Gizi) Tubuhmu.
Mie instan memang bukan makanan yang sempurna. Kandungan gizinya memang ada, namun jumlahnya tidak seberapa dan terbilang sedikit dibandingkan panganan lain. Untuk itu, mie instan tidak bisa dimakan sendirian.
Nah, foto semangkuk mie instan lengkap dengan telur, daging ayam, dan sayuran pada kemasan bukanlah hanya sekadar pemanis saja. Namun, itulah saran penyajian yang dianjurkan oleh produsen dan para ahli gizi untuk membuat mie instan menjadi panganan yang lebih lengkap. Jadi, jika ingin menyantap semangkuk mie instan, tambahkanlah bahan makanan lain sebagai pelengkap. Kamu bisa mencampurnya dengan telur rebus, sawi, wortel, atau daging. Selain lebih sehat, rasanya juga pasti tambah nikmat.
10. Walaupun Mengandung Karbohidrat, Mie Instan Tetap Tak Bisa Menggantikan Nasi Atau Panganan Sumber Karbohidrat yang Lain
Kandungan karbohidrat pada mie instan memang sudah tidak diragukan lagi keberadaannya. Walaupun begitu, mie instan hanya bisa dijadikan sebagai makanan bantu yang sifatnya sementara. Ini karena selain karbohidrat, mie instan mengandung lemak dalam kadar yang tinggi. Terbayang ‘kan kalau mengkonsumsi lemak setiap hari? Nggak cuma tubuhmu saja yang akan melebar, konsumsi lemak dan karbohidrat yang berlebihan juga dapat memicu timbulnya banyak penyakit, seperti diabetes, stroke, dan jantung. Kasihan sekali ‘kan tubuhmu yang masih muda jika harus menderita penyakit parah seperti itu?
Oleh karena itu, mie instan tidak bisa dijadikan makanan pokok pengganti nasi atau sumber karbohidrat yang lain. Kamu harus membatasi konsumsi mie instanmu. Cukup 3 kali saja dalam seminggu — itulah batas maksimal konsumsi mie instan yang dianjurkan.
Sekarang sudah tahu ‘kan fakta-fakta tentang mie instan? Jadi, jangan mudah termakan isu dulu ya. Eh, tapi juga jangan jadi terlalu sering mengonsumsi mie instan. Ingat, 3 kali seminggu sudah batas maksimal!
Membuatmu Kagum Sampai Geleng-Geleng Kepala
Indonesia memang surganya keberagaman budaya. Selain kearifan lokal masyarakatnya yang bersahaja, masing-masing daerah selalu punya cara untuk memikat pengunjungnya dengan tradisi unik yang mempesona. Tak jarang, mereka malah bikin kamu heran sampai geleng-geleng kepala.
Nah, sebagai orang Indonesia yang cinta petualangan dan ingin menggali pengalaman, tradisi-tradisi unik berikut ini tentu gak boleh kamu lewatkan. Hipwee akan paparkan beragam tradisi unik Indonesia yang bisa membuka matamu bahwa jika berurusan dengan budaya, Indonesia itu gak ada duanya!
1. Perancis punya La Fête du Baiser, Bali pun punya festival berciuman yang namanya Omed-omedan
Berlibur ke Bali bertepatan dengan hari raya Nyepi memang bikin bosan. Selain jalanan sepi dan tempat wisata pada tutup, kamu juga diminta untuk gak meninggalkan penginapan untuk menghormati hari raya ini. Gak usah bete, karena esoknya kamu bisa menonton tradisi menarik yang digelar setiap tahun baru Saka di Desa Sesetan, Denpasar.
Tradisi unik yang ini bernama Omed-Omedan, yang artinya” tarik-tarikan.” Ya, inilah tradisi ciuman massal warisan leluhur yang dilakukan anak-anak muda Desa Sesetan. Konon, tradisi ini sudah digelar sejak abad ke-17.
Pesertanya mulai dari anak SMP sampai mahasiswa yang belum menikah. Muda-mudi akan diarak secara terpisah, sesuai jenis kelamin untuk kemudian saling tarik dan berciuman. Jangan salah sangka terhadap makna di bali ktradisi ini, ya. Omed-omedan memiliki tujuan untuk mengakrabkan muda-mudi sembari membuat mereka punya kesempatan saling meminta maaf sebelum menyambut tahun Saka.
Wah, kok kayaknya asyik, sih? Hipwee boleh ikutan juga gak ya?
2. Tawuran yang satu ini gak berbahaya. Inilah acara Tawur Nasi di Rembang, Jawa Tengah yang justru bikin orang-orang bergembira
Mendengar kata ‘tawuran’, apa yang terbayang di benakmu? Mungkin dua kubu massa yang saling hantam dengan batu, kayu, bahkan senjata tajam. Nah, tawuran yang ini memang gak kalah brutal. Tapi, alih-alih menyerang dengan kebencian, mereka justru bergembira. Senjatanya juga gak berbahaya, karena mereka saling serang dengan nasi.
Tradisi Tawur Nasi ini diadakan setiap tahun di Desa Pelemsari, Rembang, Jawa Tengah sebagai ungkapan syukur atas hasil panen yang melimpah. Seusai berdoa, pemuda-pemuda desa saling lempar sambil tertawa gembira. Konon, pernah suatu kali desa ini gak mengadakan tradisi Tawur Nasi, dan hasilnya mereka gagal panen. Nantinya, nasi-nasi yang tercecer ini akan dikumpulkan warga untuk pakan ternak. Mereka percaya, hasil dari ternak yang diberi makan nasi hasil “tawuran” akan melimpah seperti panen mereka.
3. Di Mentawai kamu bisa menemukan gadis-gadis bergigi runcing yang membentuk kecantikannya lewat prosesi kerik gigi
Jika di Bali kamu mengenal upacara potong Gigi, masyarakat adat Mentawai, Sumatera Barat, juga punya tradisi yang serupa. Tradisi ini dilakukan sebagai simbol kedewasaan seorang wanita di suku Mentawai. Selain itu, kerik gigi ini juga dipercaya menambah kecantikan dari si wanita. Wanita yang giginya runcing akan lebih digilai pria-pria di sekitarnya.
Tak hanya menambah kecantikan, modifikasi tubuh dengan kerik gigi dipercaya bisa membuat jiwa berdamai dengan tubuh. Masyarakat Mentawai percaya bahwa untuk mendapatkan kebahagiaan keinginan jiwa harus sejalan dengan bentuk tubuh. Keyakinan ini diwujudkan laki-laki Suku Mentawai lewat tato tradisional, dan bagi wanitanya melalui tradisi kerik gigi.
Bagaimana cara meruncingkan gigi ala Mentawai? Gigi gadis-gadis ini akan dikerikmenggunakan alat dari besi yang sudah diasah sampai runcing. Proses meruncingkan gigi ini sangat menyakitkan dan tanpa menggunakan anastesi sama sekali. Sehingga perlu waktu tidak sebentar untuk meruncingkan seluruh gigi yang ada. Seharusnya cuma gadis Mentawai yang punya hak untuk bilang, “Beauty is pain” – kamu-kamu yang sudah merasa paling menderita saat dibersihkan komedonya waktu facial tidak layak mengeluh. :p
4. Menyambut Ramadhan ala masyarakat Riau dengan mandi beramai-ramai lewat ritual Balimau Kasai
Sehari menjelang bulan puasa, masyarakat Kabupaten Kampar, Riau, mengadakan ritual besar-besaran yang diikuti seluruh lapisan masyarakat, mulai dari pemuka adat, pemuka agama, pejabat pemerintah, sampai maysarakat umum. Mereka menyucikan diri di sungai Kampar sebagai perwujudan rasa syukur memasuki bulan Ramadhan dalam ritual Balimau Kasai.
Balimau Kasai adalah tradisi mandi beramai-ramai menggunakan limau atau campuran jeruk, dan kasai, wewangian yang digunakan untuk keramas. Masyarakat Kampar percaya, pengharum rambut ini dapat mengusir segala macam rasa dengki yang mendiami pikiran. Sebelum menceburkan diri ke sungai, ada acara santap bersama yang disebut Makan Majamba.
5. Manusia super itu bukan sekadar cerita komik. Kamu bisa melihat manusia-manusia super beraksi lewat atraksi Debus di Banten
Kamu pasti gak asing lagi dengan Superman, pahlawan super yang punya kekuatan dahsyat dan kebal terhadap serangan senjata tajam maupun peluru. Di Indonesia, Superman itu, bukan sekadar fiksi. Gak percaya? Saksikan aja atraksi Debus yang ada di provinsi Banten.
Mereka memperlihatkan kemampuan super mereka dengan atraksi-atraksi seperti menyayat atau mengoleskan api di kulit sendiri, berguling di atas serpihan beling, menginjak paku atau bara api menyala, bahkan sampai menyiram tubuh dengan air keras. Hebatnya, mereka sama sekali gak terluka atau merasakan sakit. Praktisi debus ini gak cuma terdiri dari orang-orang dewasa, ada remaja dan anak-anaknya juga, lho. Hiii, mereka memang gak terluka, tapi atraksinya bikin ngilu yang lihat.
6. Kalau Rembang punya ritual Tawur Nasi, masyarakat Bugis di Bone juga punya tradisi adu betis untuk mensyukuri hasil panen
Masyarakat Dusun Paroto, Desa Samaelo, Barebbo, Bone, Sulawesi Selatan, ini juga punya tradisi menarik untuk mengungkapkan rasa syukur setelah memanen padi. Gak kalah brutal dengan Tawur Nasi di Rembang, mereka saling mengadu kekuatan betis lewat permainan Malanca. Tradisi turun-temurun ini diikuti oleh sejumlah pemuda kampung dan disaksikan oleh ratusan warga lainnya.
Setelah aba-aba, pesertanya akan saling adu kuat menendang betis lawan. Tak jarang, mereka akan meringis kesakitan, bahkan sampai keseleo karena kekuatan tendangan lawan. Tapi, gak ada yang mendendam, mereka tetap bersuka cita karena hasil panen yang melimpah. Hayo, beranikah kamu mencoba mengadu kekuatan dengan mereka?
7. Tradisi Potong Jari, bukti kehilangan tingkat tinggi yang dilakukan oleh Suku Dani
Kamu mungkin pernah menonton film Denias, Senandung di Atas Awan karya sutradara John de Rantau. Kalau iya, kamu pasti gak asing lagi dengan tradisi yang satu ini. Potong Jari adalah tradisi berkabung yang dimiliki suku Dani untuk mengungkapkan kesedihan karena ditinggalkan oleh anggota keluarga.
Kenapa potong jari? Bagi Suku Dani, jari bisa diartikan sebagai symbol kerukunan, kebersatuan dan kekuatan dalam diri manusia maupun sebuah keluarga. Kehilangan salah satu ruasnya saja, tangan kita tidak lagi berfungsi optimal. Itulah nilai filosofi dari tradisi ini. Zaman sekarang, tradisi ini sudah mulai ditinggalkan, tapi kamu masih bisa menjumpai sesepuh suku Dani yang jemarinya sudah tidak utuh lagi.
8. Saksikan masyarakat Toraja menghantarkan roh leluhur lewat perayaan meriah upacara Rambu Solo
Upacara Rambu Solo adalah pesta kematian unik dari Tana Toraja. Upacara ini dimaksudkan untuk mengantarkan arwah kerabat yang sudah meninggal menuju alam roh untuk kembali pada leluhur mereka. Bagi masyarakat Toraja, seseorang belum dianggap mati bila belum diantar ke alam roh lewat upacara ini. Mereka cuma dianggap layaknya orang sakit: masih diberi makan, pakaian, bahkan diajak bicara. Nah, Rambu Solo adalah upacara agar kematian mereka sempurna.
Pesta yang meriah ini diadakan sampai berhari-hari dengan sejumlah prosesi yang rumit. Keluarga yang mengadakan upacara juga menyediakan kerbau dan babi untuk dikurbankan, jumlahnya pun mencapai puluhan ekor. Padahal, kerbau yang disembeli itu bukan kerbau sembarangan, melainkan kerbau Tedong Bonga yang harganya berkisar antara 10–50 juta per ekornya. Gak heran kalau upacara Rambu Solo adalah salah satu upacara pemakaman termahal; tradisi ini bisa menghabiskan ratusan juta sampai milyaran rupiah!
Dengan biaya yang fantastis itu, keluarga yang ingin mengadakan upacara Rambu Solo harus menngumpulkan uang sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Makanya, jika kamu bertandang ke Tana Toraja, jangan sampai melewatkan acara yang satu ini, karena bisa menjadi pengalaman sekali seumur hidupmu.
9. Gak cuma panorama yang mempesona, Bromo juga menjadi tempat masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada
Pemandangan yang disuguhkan Gunung Boromo selalu memikat untuk disambangi. Tapi, kamu tahu gak kalau Bromo juga menjadi tempat masyarakat Tengger menggelar ritual adat Yadnya Kasada? Upacara Yadnya Kasada atau Kasodo ini digelar setiap bulan Kasada hari-14 dalam penanggalan kalender tradisional Hindu Tengger. Masyarakat Tengger memang memegang teguh adat Hindu lama dan mengadakan upacara ini untuk mempersembahkan sesajen pada Sang Hyang Widhi.
Upacara Kasada ini tak lepas dari kisah Rara Anteng dan Jaka Seger yang menjadi cikal bakal penduduk Tengger. Ritual ini bertujuan untuk menghormati putra bungsu mereka yang mengorbankan diri untuk meredakan murka Sang Hyang Widhi. Jika kamu ingin menyaksikan jalannya ritual ini, kamu bisa bersiap dari malam hari saat upacara hendak digelar, karena tempat ini akan dibanjiri oleh penduduk Tengger serta pengunjung dari segala penjuru. Yang menarik, kamu bisa melihat ternyata banyak orang yang sudah bersiap dengan jala di bibir kawah untuk menangkap sesajen yang dilemparkan ke dalam kawah. Wah, berani juga, ya.
10. Saat kita menyambut tahun baru dengan riuhnya kembang api — tradisi Tapa Bisu Mubeng Beteng di Yogyakarta jadi pengingat untuk selalu mawas diri
Selain punya destinasi wisata dan ragam kuliner yang khas, Yogyakarta juga punya sejumlah tradisi unik. Salah satunya adalah tradisi Tapa Bisu Mubeng Beteng. Tradisi ini diadakan setiap malam Satu Suro alias malam Tahun Baru kalender Jawa. Dalam tradisi ini, para abdi dalem Keraton beserta ribuan warga Yogyakarta berjalan kaki melakukan kirab atau arak-arakan sambil tapa bisu (membisu) selama mengitari benteng Keraton.
Tradisi ini dimaksudkan sebagai sikap mawas diri atas segala perbuatan yang dilakukan selama setahun ini dan mengharapkan kesejahteraan serta keselamatan pada tahun berikutnya. Kalau mau, kamu juga boleh bergabung dengan warga Jogja untuk melakukan tradisi ini. Tapi ingat, selama mubeng benteng kamu dilarang berbicara dan wajib menjaga keheningan.
Tradisi unik ini adalah bukti bahwa Indonesia sarat makna. Kamu mungkin gak bisa menjamahi semuanya, tapi mengenal dan mempelajari mereka akan menjadikanmu pribadi yang kaya. Apa kamu punya tradisi unik lain di daerahmu? Bagikan ke pembaca lain lewat komentar, yuk!
Komentar Terbaru