Arsip
Pare, Si Buah Pahit yang Punya Sejuta Manfaat
Buah pare seringkali dihindari oleh sebagian besar orang karena rasa pahit yang melekat dengan sayuran bertekstur kasar ini. Pengolahan pare dapat dilakukan mulai dari menumisnya hingga merebusnya begitu saja. Dibalik rasa pahit buah pare ternyata terdapat manfaat yang besar untuk kesehatan bagi orang yang mengonsumsinya.
Apa saja manfaat dari buah pare? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini:
- Makanan yang Cocok untuk Penderita Diabetes
Pare yang mengandung fixed oil dan kandungan air yang tinggi berfungsi unuk menjaga kestabilan gula darah. Penderita diabetes dapat mengkonsumsi 2.000 miligram pare per harinya untuk memperoleh manfaat ini.
Selain itu, kandungan glikosida, alkaloid, eleaterol dan hydroxtrytamine dan senyawa serotonin dalam pare dapat membuat tubuh menjadi lebih nyaman.
- Makanan Diet
Pare juga kaya akan asam volat, vitamin, mineral, lutein, likopen dan serat yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian tubuh. Kandungan kalori yang hanya tujuh kalori dalam 100 gram pare membuat pare dapat dikonsumsi oleh orang yang sedang diet.
Kandungan serat kalsium, zat besi, magnesiu, fosfor, kalium, sodium dan seng yang terkandung di dalamnya bahkan dapat membuat berat badan menjadi turun. Kombinasi seluruh nutrisi tersebut akan membuat orang menjadi cepat kenyang tanpa terlalu banyak kalori yang masuk ke dalam tubuh.
- Anti Kanker
Ekstrak pare diketahui dapat menghambat pertumbuhan sel kanker yang tumbuh di kepala dan leher manusia. Kemampuan pare dalam melawan tumor juga ditemukan dalam sejumlah penelitian yang dilakukan Pusat Kanker di Universitas Colorado, Amerika Serikat.
Pare berfungsi membatasi kemampuan sel kanker pankreas untuk memetabolisme glukosa untuk mengurangi energi sel dan membuat sel kanker mati karena kehabisan tenaga.
Lebih dari Setengah Juta Penduduk Mesir Tinggal Berdampingan dengan Mayat
Pemakaman identik sebagai tempat mistis yang menyeramkan. Namun di el-Arafa, Mesir, lingkungan pemakaman diubah menjadi sebuah lingkungan tempat tinggal. Pemakaman yang membentang sepanjang di tepi Kairo ini mendapatkan julukan sebagai The City of the Dead atau Kota Mati. Kota yang merupakan bekas pemakaman kuno ini didiami oleh lebih dari setengah juta jiwa.
Pemakaman di el-Arafa bukanlah jenis pemakanan seperti umumnya. Makam tersebut merupakan sisispan di sebuah ruangan yang terlihat seperti sebuah rumah, lengkap dengan taman pada bagian dalamnya. Penduduk yang tinggal di daerah ini kini sudah mulai menerima sarana yang menunjang keseharian mereka seperti listrik, air, pusat pengobatan, dan kantor pos.
Seorang fotografer bernama Tamara Abdul Hadi pun mengabadikan beberapa gambar di kompleks pemakaman tersebut saat mengunjungi el-Arafa. Dalam beberapa gambarnya, Hadi memotret kehidupan penduduk el-Arafa dengan latar penduduk kota yang muda hingga yang sudah lansia.
Kegiatan yang dilakukan pun serupa dengan kota lain pada umumnya. Beberapa anak terlihat riang bermain, sedangkan di sisi lain terdapat potret beratnya hidup di el-Arafa yang ditunjukkan oleh beberapa wanita tua.
Walau hidup dalam ketidakpastian, penduduk el-Arafa masih mensyukuri dapat memiliki tempat tinggal di Kairo. Apalagi jumlah penduduk di Kairo semakin meningkat dari tahun ke tahun. Tak heran bila el-Arafa menjadi tempat alternatif tempat tinggal untuk penduduk yang mempunyai penghasilan rendah.
Sebagai salah satu daerah kumuh, kota el-Arafa masih menunjukkan keprihatinan dengan pencahayaan, ruang dan lapangan yang kurang baik. Saat ada penduduk yang merasa bersyukur dapat tinggal berdekatan dengan nenek moyang mereka yang sudah menjadi mayat, beberapa penduduk lain merasa diperlakukan sebagai sampah oleh orang-orang di luar el-Arafa karena keadaan mereka ini.
Keprihatinan ini semakin menjadi dengan tingginya angka kriminal di el-Arafa. Keadaan jendela-jendela di rumah penduduk yang hanya ditutupi oleh pakaian dan handuk membuat rumah penduduk rentan dijarah oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
“Saya tidak pernah takut akan kematian, saya justru takut akan sebuah kehidupan,” ujar Fatma, ibu dari tiga anak yang tinggal di salah satu kompleks makam, seperti dilansir dariAhram Online, Kamis (6/11).
Bocah 8 Tahun Kumpulkan Rp 10 Miliar untuk Sembuhkan Sahabatnya
Perbuatan bocah laki-laki berumur 8 tahun ini patut ditiru oleh siapapun. Pasalnya, bocah bernama Dylan Siegal ini berhasil mengumpulkan uang sebesar 1 juta dollar AS atau hampir setara dengan Rp10 miliar untuk mengobati sahabatnya yang sedang sakit.
Dylan adalah seorang penulis cilik yang sudah menerbitkan buku berjudul Chocolate Bar.Buku hasil karyanya tersebut telah terjual lebih dari jutaan copy di seluruh dunia. Fox News melaporkan, Dylan telah mendapatkan 900.000 dollar AS dari penjualan buku ini sejak pertama kali dipublikasikan pada tahun 2012 silam.
Seluruh keuntungan dari penjualan bukunya tersebut disumbangkan Dylan untuk mendanai sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas Florida. Penelitian universitas ini dilakukan untuk menemukan obat dari penyakit glycogen storage disease(GSD). Penyakit ini jugalah yang sedang dialami sahabat Dylan, Jonah Pournazarian.
“Aku sangat senang karena mampu membantu sahabatku. Terima kasih untuk semua yang sudah membiarkanku untuk berbagai cerita tentangku dan menginspirasi seluruh anak-anak di dunia,” ujar Dylan, seperti dilansir dari laman Dailymail.
Buku yang ditulis Dylan memang telah banyak membantu penderita GSD lainnya di seluruh dunia untuk tetap mempunyai harapan akan kesembuhan terhadap penyakit ini. Dari penjulalan buku Dylan yang bersampul coretan biru ini, Dokter David Weinstein mengaku penelitiannya mungkin akan dibubarkan jika tidak didanai oleh Dylan.
“Semoga ini menjadi kenyataan. Bukan lagi sekedar mimpi. Semua anak-anak dapat disembuhkan”, ujar Dokter Davide Weinstein.
Jonas menderita penyakit tersebut sejak ia berumur 6 bulan. Penyakit ini mengganggu metabolism tubuh penderitanya. Tubuh menjadi tidak dapat mengubah makanan yang dicerna menjadi energi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Penderita GSD harus mengonsumsi gula atau makanan manis secara rutin. Jika tidak ini akan membahayakan penderitanya karena kadar gula yang rendah dalam tubuh dan dapat mengakibatkan kematian.
Komentar Terbaru