Arsip
Orang Kaya Makin Kaya, Orang Miskin Malah Tambah Melarat: Kenapa?
Dalam berbagai kesempatan, kita bisa dengan jelas melihat jurang yang memisahkan si miskin dan si kaya di Indonesia. Di belakang perumahan mewah, sangat sering ditemukan perumahan kumuh. Ketika kita bisa makan enak di restoran mahal, ada orang yang harus rela menahan lapar karena tidak punya uang. Pertanyaan klasik ini pun jadi sering bergaung di telinga:
“Kenapa sih orang yang kaya makin kaya tapi mereka yang miskin jadi semakin miskin?”
Dalam artikel ini, Hipwee akan berusaha memaparkan penyebabnya. Selain itu, Hipwee juga akan memberimu cara agar bisa mengadaptasi apa yang orang-orang kaya lakukan. Dengan tujuan kamu bisa mendapatkan kekayaan seperti mereka, tentunya.
Seberapa Parahkah Ketimpangan Pendapatan Di Indonesia?
Perekonomian Indonesia berkembang dengan pesat. Di bawah kepemimpinan Presiden SBY, Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 5,1% per tahunnya. Sementara presiden baru kita, Joko Widodo, menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7%.
Tapi kalau ekonomi kita bertumbuh dengan baik, mengapa masih ada dari kita yang miskin?
Demi menjawabnya, kita perlu melihat Indeks Koefisien Gini, sebuah mekanisme statistik yang memberikan cara untuk mengukur pemerataan pendapatan di sebuah negara. Indeks Gini memiliki 2 koefisien: 0 hingga 1. Koefisien 0 menunjukkan bahwa sebuah masyarakat memiliki tingkat pemerataan pendapatan sempurna, sedangkan koefisien 1 menunjukkan ada ketimpangan pendapatan yang parah di dalam sebuah masyarakat.
Ternyata, sebagaimana dilaporkan The Jakarta Post disini, ketimpangan pendapatan di Indonesia juga meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonominya. Pada tahun 1999, misalnya, koefisien Gini Indonesia tercatat berada di angka 0,31. Di tahun 2009, angka ini naik sebesar 0,06 ke 0,37. Satu tahun setelahnya, koefisien Gini Indonesia menunjukkan angka 0,38. Tahun 2011 kembali menunjukkan peningkatan koefisien Gini ke angka 0,41.
Padahal, PBB menetapkan angka 0,4 sebagai “batas aman” koefisien Gini. Jika suatu negara melebihi angka tersebut, kondisi ekonominya bisa berakibat buruk bagi stabilitas sosial-politiknya.
Pada Tahun 2011, 20% Orang Terkaya Indonesia Menikmati Hampir 50% Pendapatan Nasional Negeri Kita
Ketika pendapatan nasional suatu negara meningkat, ada beberapa manfaat yang dapat dirasakan masyarakatnya. Pertama, daya beli mereka akan meningkat. Contoh: orang yang tadinya hanya bisa membeli motor, sekarang sudah bisa menyicil mobil. Kedua, anggaran belanja negara tersebut pun meningkat. Pemerintah akan lebih giat membangun jalan raya, pembangkit listrik, dan infrastruktur lainnya. Gaji PNS pun jadi bisa dinaikkan.
Di negara dengan kesenjangan ekonomi yang besar, tak semua penduduknya dapat menikmati manfaat-manfaat itu. Inilah yang terjadi di Indonesia. Pada tahun 1999, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa 20% orang dengan pendapatan tertinggi di Indonesia menikmati 40,57% dari keseluruhan pendapatan nasional. Di tahun 2011, angka ini mencapai 48,42% — alias hampir setengah dari total pendapatan nasional negeri kita.
Sebaliknya, 40% penduduk Indonesia dengan penghasilan terendah justru bernasib semakin buruk. Pada tahun 1999, mereka masih bisa “menikmati” 21,66% dari total pendapatan nasional. Di tahun 2011, mereka hanya bisa merasakan 16,85% dari keseluruhan pendapatan nasional di tahun tersebut.
Di Indonesia, pengangguran dan angka kemiskinan memang telah menurun. Banyak bandara baru dan jembatan keren yang telah dibangun. Gaji guru, dokter, dan dosen pun semakin oke.
Namun, yang menikmati dampak-dampak ini hanya segelintir dari kita saja. Mereka yang miskin dan membutuhkan masih tetap harus berjuang dengan sepeda motor usang, harga gula yang mencekik, serta infrastruktur sekolah yang menyedihkan. Pendeknya? Yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin.
Daripada Tidak Produktif Dan Terus-Terusan Menyalahkan Pemerintah, Lebih Baik Kamu Cek Diri Sendiri. Yakin Udah Siap Kaya?
Kita tentu berhak merasa kecewa pada pemerintah yang belum bisa mengatur pemerataan pendapatan bagi semua kalangan. Namun, terus-terusan menghujat tanpa melakukan apapun juga bukan jadi solusi. Sementara pemerintahan selanjutnya berbenah diri untuk menciptakan perekonomian yang lebih rapi, apa yang bisa kita lakukan?
Ada baiknya kita justru menjadikan hal ini sebagai bahan refleksi. Tentu bukan hanya kesalahan regulasi dong, kenapa mereka yang kaya makin kaya sementara mereka yang miskin tetap miskin. Pasti ada perbedaan mentalitas dan perilaku yang turut menyebabkannya.
1. Orang Kaya punya Visi yang Jelas Soal Hidup yang Ingin Mereka Bangun, Orang Miskin Justru Merasa Tidak Punya Kontrol Terhadap Hidup
Mentalitas siap kaya membuat seseorang tahu benar kehidupan macam apa yang ingin mereka bangun. Mereka tidak ragu-ragu membentuk gambaran tentang hidup impian dengan jelas di kepalanya. Visi yang sejernih kristal ini bisa jadi penyemangat ketika berbagai kesulitan menghampiri.
Mentalitas semacam ini tidak dimiliki oleh mereka yang miskin. Orang-orang miskin tetap miskin karena merasa tidak bisa mengontrol jalannya roda kehidupan mereka. Tidak jelasnya visi dan rasa “tidak punya kontrol” atas hidup membuat orang miskin tidak tahu apa yang harus mereka lakukan.
Ibaratnya, visi yang jelas adalah peta yang bisa membawa orang kaya sampai ke tempat tujuan tanpa tersasar. Sementara orang miskin hanya puas dengan membaca arah angin.
2. Orang Kaya Berani Bermimpi Besar, Orang Miskin Cuma Omong Besar
Orang kaya punya keberanian untuk selalu bermimpi besar. Terkadang impian mereka terlihat tidak masuk akal dan mustahil untuk dicapai. Hanya orang yang siap kaya yang berani berkata lantang:
“Aku ingin jadi CEO.”
atau:
“Aku mau punya pesawat jet pribadi.”
Sementara orang miskin punya kecenderungan untuk menertawakan impian besar tersebut. Tidak jarang mereka mengeluarkan kata-kata meremehkan yang membuat si orang yang siap kaya itu tersudutkan. Barulah saat si kaya terbukti bisa mencapai impiannya, orang-orang miskin akan menutup mulut.
3. Orang Dengan Mental Siap Kaya Berpikir Untuk Menang, Sementara Orang Miskin Selalu Takut Kalah
Setiap dihadapkan pada persaingan, orang siap kaya akan memutar otak untuk memenangkannya. Persaingan dipandang sebagai hal yang wajar, menang dan kalah adalah hal yang harus dihadapi. Jika harus kehilangan sesuatu dalam persaingan, orang dengan mental siap kaya sudah siap menghadapi risikonya.
Di lain sisi, orang miskin akan selalu berpikir untuk melindungi apa yang telah mereka miliki. Mereka enggan berjudi nasib, masuk ke dalam persaingan demi mendapatkan pencapaian yang lebih besar. Orang dengan mental “miskin” akan merasa cepat puas terhadap apa yang sudah dimilikinya, meski jumlahnya belum seberapa.
Orang miskin kebanyakan jadi miskin selamanya karena tidak mau mencoba mengorbankan apa yang telah mereka miliki demi pencapaian yang lebih besar.
4. Dia yang Siap Kaya Fokus Melihat Peluang, Dia yang Siap Miskin Selamanya Hanya Melihat Rintangan
Perjalanan menuju sukses menuntut seseorang untuk melakukan banyak hal. Dalam prosesnya, akan banyak rintangan yang harus dilalui. Proses macam ini dipandang secara berbeda oleh orang yang siap untuk makin kaya dan orang yang siap miskin selamanya.
Orang dengan mentalitas siap makin kaya akan fokus memandang peluang. Dia akan melakukan segalanya demi mencapai tujuan akhir, yaitu kesuksesan. Segala permasalahan yang muncul sepanjang usaha mencapai kesuksesan akan dihadapi dan berusaha diselesaikan satu persatu.
Sebaliknya, orang yang mentalitasnya miskin hanya akan terpaku pada rintangan. Sedikit-sedikit ngeluh, sedikit-sedikit takut gagal. Akhirnya, orang dengan mentalitas macam ini akan terjebak dalam ketakutannya sendiri.
5. Orang Kaya dan Orang Miskin Dibedakan Dari Komitmen Mereka
Hal mendasar yang bisa menyebabkan perbedaan nasib seseorang adalah konsistensinya untuk menjalankan komitmen. Orang kaya akan menetapkan tujuan, bekerja keras, dan menunjukkan komitmen kuat demi tidak berhenti berusaha sebelum hal yang ingin tercapai ada di tangan.
Orang miskin juga punya impian, tapi mereka tidak berani menetapkan visi dan tujuan jelas yang ingin dicapai. Hasilnya, saat ada rintangan kecil di depan mata, orang miskin cenderung lebih gampang menyerah. Sementara orang miskin sibuk bermimpi, orang kaya sibuk mempertebal komitmen agar tidak menyerah di tengah jalan.
6. Orang Kaya Memilih Untuk Mengelilingi Dirinya Dengan Orang-Orang Sukses
Pernah dengar ‘kan pepatah yang mengatakan bahwa kamu akan menyerupai 5 orang yang paling sering menghabiskan waktu bersamamu? Pengaruh dari lingkungan dan orang-orang terdekat memang cukup besar bagi kesuksesanmu.
Kalau mau kaya dan sukses, cobalah untuk selalu mengelilingi diri dengan rekan-rekan yang (minimal) ingin kamu samai level kesuksesannya. Kalau perlu, cari yang lebih hebat dan bisa kamu jadikan panutan. Bergaul dengan mereka yang sukses akan mengubah pola pikirmu soal pencapaian dan kegagalan.
7. Kemauan Belajar, Membedakan Mereka yang Akan Bertambah Kaya dan Mereka yang Akan Tetap Miskin Selamanya
Orang dengan semangat “ingin selalu bertambah kaya” tidak akan berhenti belajar hal baru. Dia sadar bahwa kesuksesan adalah kristalisasi dari proses belajar yang panjang. Jika dia penulis, ia akan banyak membaca buku demi memperkaya diksi. Kalau dia seorang pebisnis, dia akan terus mempertajam insting untuk membaca selera pasar.
Orang-orang yang tidak punya mentalitas ini akan merasa dia sudah tahu segalanya. Mereka enggan merendahkan ego dan membuka kepala untuk menerima ide-ide baru dari lingkungan sekitarnya. Nah, orang-orang yang mentalitasnya seperti ini nih yang biasanya gak akan tambah kaya.
Jadi kaya dan miskin itu bukan cuma perkara keberuntungan. Dia yang kekayaannya terus bertambah melakukan sesuatu yang tidak dilakukan oleh orang-orang yang makin miskin.
Pilihannya ada di tanganmu. Kamu mau meniru kelompok yang mana?
Ini Dia Alasan Kenapa Gelar Sarjanamu Gak Penting buat Bekerja di Google
Siapa yang nggak mau kerja di Google? Salah satu perusahaan multinasional terbesar ini punya kantor keren di Jakarta yang pernah Hipwee bahas di artikel ini. Hebatnya, perusahaan sebesar ini ternyata tidak terlalu memikirkan gelar sarjanamu, lho!
Salah satu petinggi Google sekaligus kepala rekrutmennya, Laszlo Bock, mengungkapkan bahwa nilai akademik dalam ijazah sarjanamu tidak bisa serta-merta memberikan gambaran potensimu sebagai karyawan. Jadi, IPK 4 sempurna bukan jaminan kamu bisa bergabung ke perusahaan ini.
Lantas, apa saja sih yang dilihat perusahaan sekaliber Google dari kandidatnya selain gelar perguruan tinggi?
1. Kamu tidak perlu gelar sarjana untuk menunjukkan bakatmu.
“Saat orang yang tidak mengenyam bangku sekolah bisa berhasil dalam hidupnya, berarti dia adalah orang yang istimewa. Kita perlu melakukan yang terbaik untuk bisa menemukan lebih banyak orang-orang seperti ini.”
Tuh, yang paling kamu butuhkan sebenarnya bukan gelar sarjana, melainkan kemauan untuk belajar. Memang sih, masih banyak perusahaan yang memperhitungkan gelar sarjana dalam memilih kandidatnya. Tapi, Google sendiri tidak menganggap itu sebagai sesuatu yang mutlak.
Sekarang sudah banyak kursus mandiri dan pendidikan kejuruan yang bisa kamu ikuti. Beberapa malah gratis dan online, seperti yang pernah Hipwee bahas di artikel ini. Lewat kursus-kursus itulah, mereka yang punya kemauan bisa mempelajari kecakapan yang diperlukan untuk bekerja di sebuah perusahaan. Jadi, nggak kuliah bukan alasan kamu nggak bisa berkembang, ‘kan?
2. Gelar sarjana tak akan cukup memastikan bahwa kamu memiliki karakter yang diperlukan perusahaan.
“Kami akan memilih pelamar yang memiliki kemampuan kognitif tinggi, rasa ingin tahu yang besar, mau belajar, berjiwa pemimpin, tapi belum memiliki pengetahuan yang memadai, daripada seseorang yang cuma fokus pada satu bidang dan menjadi ahli di bidang tersebut.”
Gelar sarjana hanyalah sebuah sertifikat keahlian. Misalnya, punya gelar di bidang jurnalisme adalah penanda bahwa kamu tahu sedikit-banyak tentang menulis berita dan mewawancarai narasumber. Tapi, itu belum tentu menunjukkan apakah kamu bisa menyajikan ide yang brilian. Belum tentu juga itu menunjukkan kemampuanmu bicara di depan orang banyak. Belum tentu kamu bisa membangun sebuah situs atau berpikir secara antusias terhadap suatu permasalahan.
Lebih lanjut lagi, ijazah sarjana itu belum tentu membuktikan bahwa kamu memang memiliki karakter yang diperlukan perusahaan. Apakah kamu orang yang mau belajar? Apakah kamu orang yang terbuka pada kritik? Apakah kamu luwes dan komunikatif, atau selama ini cuma sukses melalui berbagai tes di bangku kuliah?
3. Logika itu harus terus dipelajari. Bangku kuliah belum tentu mencukupi.
“Secara alami, manusia adalah makhluk yang kreatif, namun bukan makhluk yang logis. Logika dan cara berpikir yang runut adalah dua kemampuan yang harus berusaha dipelajari seseorang.”
Berpikir secara logis tak segampang kelihatannya. Bahkan, orang-orang yang bergulat di bidang komputer dan matematika masih bisa terjebak pada kesesatan logika.
Misalnya, di tahun 2010 Facebook mengklaim bahwa semakin banyak seorang kandidat politik memiliki fans di Facebook pagenya, semakin mungkin dia memenangkan pemilihan umum, Tapi, ini pendapat yang kurang tepat. Mungkin aja calon yang punya banyak fans di Facebook page-nya itu memang sudah terkenal dari dulu. Kandidat politik yang punya fans sedikit di Facebook juga masih mungkin menang kalau konstituennya memang bukan pengguna Facebook yang aktif.
Para karyawan Facebook yang membuat klaim di atas tidak menunjukkan kemampuan berpikir analitis yang baik. Padahal, Facebook adalah salah satu perusahaan Internet multinasional terbesar di Amerika. Seharusnya, yang bekerja disana bukan orang-orang sembarangan, bukan?
Memilah data dan membuat simpulan dari data-data tersebut memerlukan pelatihan teknis yang khusus, demi memahami hubungan sebab-akibat dan mengeksplorasi pola-pola data yang ada. Gelar sarjana saja tak akan cukup memastikan bahwa kamu bisa melakukannya.
4. Gelar sarjana tak akan cukup untuk membuktikan bahwa kamu orang yang gigih
“Hal yang membedakan mahasiswa yang biasa-biasa aja dengan mahasiswa yang sukses itu bukanlah pengetahuan mereka, melainkan kegigihan mereka mengusahakan sesuatu.”
Google lebih tertarik untuk membentuk orang-orang yang punya kegigihan dibandingkan mereka yang cerdas dan punya nilai tinggi tetapi malas. Sementara, kita tidak bisa melihat apakah seseorang itu “sudah pintar dari sananya” atau memang pekerja keras cuma dari gelar sarjana saja. Buat sebagian orang, kuliah itu mudah. Mereka bisa tetap dapat nilai A meskipun sebelum ujian akhir mereka dugem sampai jam 4 pagi. Padahal, yang lain cuma dapat nilai B meskipun sudah susah payah belajar.
5. Kalau kamu memang tetap mau kuliah, pastikan bahwa waktumu terpakai untuk menempa skill dan karaktermu.
“Saya bukannya menyarankan bahwa kamu tidak usah kuliah. Asal, pikirkan juga kenapa kamu harus kuliah, dan apa yang kamu ingin lakukan selepas jadi sarjana.”
Kuliah itu penting, setuju; kalau bisa, memang sebaiknya kamu belajar di perguruan tinggi. Tapi, yang penting itu bukan penguasaanmu terhadap jurusan yang kamu ambil, melainkan keterampilan (termasuk soft skill) serta pengalaman. Tipe kandidat seperti itulah yang lebih dicari oleh Google.
Jadi, IPK yang kurang memuaskan atau gelar sarjana yang belum di tangan sama sekali tak perlu membuatmu berkecil hati. Yang penting, kamu gigih dan punya kemauan untuk belajar. Buat kamu yang kuliah, jangan cuma fokus untuk dapat IPK tinggi doang. Gunakan waktu empat tahunmu untuk mempelajari hal lain di luar kelas, dan dapatkanlah pengalaman baru yang akan membangun karaktermu.
Kamu Ingin Sukses? Disini Chairul Tanjung Berbagi Rahasianya!
Siapa sih yang tidak kenal dengan Chairul Tanjung? Kamu tentunya sudah sering mendengar nama dan cerita mengenai kesuksesannya. Chairul Tanjung, yang juga dikenal sebagai “Si Anak Singkong”, adalah salah satu pengusaha terkenal di Indonesia dan kini menjabat sebagai Menteri Perekonomian.
Menjadi sukses seperti Chairul Tanjung tentunya tidak mudah, banyak sekali tantangan yang harus dihadapi. Disini Hipwee akan memberikan beberapa tips dari Chairul Tanjung agar kamu jadi orang yang sesukses beliau.
1. Kunci Sukses Pertama, Kamu Harus Bekerja Keras
Tidak ada kesuksesan yang dibayar tanpa kerja keras. Chairul Tanjung menyadari dan melakukan itu. Dalam biografinya, Chairul Tanjung mengatakan bahwa kerja keras adalah mata uang utama yang berlaku dalam setiap perjalanan menuju sukses.
“Seorang calon pengusaha tidak boleh cengeng dan mudah menyerah”
Menurut Chairul Tanjung, untuk sementara waktu kita harus mengesampingkan ketiadaan modal usaha sembari terus bekerja keras. Chairul Tanjung bahkan rela bekerja keras selama 18 jam sehari untuk mewujudkan impiannya. Dia tidak mengenal kata instan dalam mencapai sukses.
“Kita kebanyakan makan mie instan. Sehingga segala sesuatunya juga mau instan” , kelakar Chairul Tanjung.
2. Ternyata Kerja Keras Saja Tidak Cukup, Kamu Perlu Bekerja Dengan Cerdas
Kamu tentu sering melihat banyak orang yang bekerja keras tapi tidak segera sukses. Itu bisa jadi karena mereka hanya bekerja keras saja tapi tidak bekerja secara cerdas. Orang-orang sukses bekerja dengan strategi. Mereka tidak mau membuang waktu dengan sia-sia, sebab waktu dianggap setara dengan uang dan peluang.
Salah satu kerja cerdas yang dilakukan oleh Chairul Tanjung adalah saat dia membangun Trans Studio, taman hiburan indoor pertama di Indonesia. Chairul Tanjung mengatakan bahwa membangun Trans Studio adalah caranya untuk mewujudkan impian banyak orang Indonesia untuk memiliki taman hiburan yang menarik dan tidak mengharuskan mereka berpanas ria.
“Saya membeli masa depan dengan uang masa lalu”
Kamu mau sukses? Apakah selama ini kamu sudah bekerja dengan cukup cerdas?
3. Ikutilah dan Tekuni Passionmu Selagi Masih Muda
Chairul Tanjung menjadi pengusaha karena kondisi kekurangan yang ia alami. Waktu itu dia harus bekerja keras untuk membiayai kuliah karena keluarganya tidak mampu. Ia kemudian berpikir untuk berjualan buku saat kuliah . Dari sanalah ia tahu bahwa ia memiliki passion untuk menjadi pengusaha dan kemudian menekuninya dengan sungguh-sungguh.
Nah kalau kamu mau sukses, kamu harus menemukan passion kamu dan menekuninya dengan sungguh-sungguh. Kalau kamu memang niat jadi pengusaha ya kalau gagal jangan patah semangat. Terus kejar mimpimu dan jangan lupa berdoa ya!
Apalagi usia kamu masih muda bukan?
4. Sukses Itu Adalah Hak Setiap Orang, Termasuk Kamu
Tidak perlu jadi anak pengusaha apalagi anak presiden untuk jadi sukses. Chairul Tanjung sudah membuktikannya. Kini ia memiliki grup usaha CT dan menjadi icon pengusaha sukses di majalah Forbes. Kesuksesan adalah milik semua orang yang mau berusaha.
Chairul Tanjung memulai ambisi untuk jadi pengusaha sukses setelah mengetahui bahwa uang kuliahnya didapat dari hasil gadai kain batik ibunya. Mulai saat itu, dia bertekad tidak akan lagi meminta uang dari orang tuanya. Chairul akhirnya berhasil membiayai kuliahnya lewat usaha foto copy.
Kalau kamu pengen sukses maka kamu harus merencanakan, berpikir dan bertindak untuk menjadi orang sukses. Sukses adalah hak semua orang. Bukan karena ia anak atau keturunan siapa.
5. Lihatlah Orang-Orang yang Sukses dan Tiru Cara Mereka Untuk Menjadi Sukses
Coba deh kamu cari tahu apa saja yang dilakukan oleh orang-orang sukses di dunia. Mereka tidak pernah mengikui arus mainstream buat jadi sukses. Chairul Tanjung pun seperti itu. Einstein pun juga dulu dianggap bodoh pada waktu kecil. Ia kemudian menekuni passion nya dan akhirnya menemukan atom dan rumus E=mc2.
Kamu bisa meniru cara mereka sukses menjadi pengusaha, ilmuwan, hingga penulis. Dari sana kamu akan melihat kalau usaha mereka untuk sukses tidak pernah sama dengan cara-cara orang pada umumnya. Mereka menuruti passion-nya untuk bisa benar-benar berhasil.
6. Berkomitmen dan Sensitif Terhadap Kebutuhan Masyarakat
“Mulai berwirausaha tanpa komitmen adalah sebuah omong kosong”
Chairul Tanjung menunjukkan bahwa komitmen tinggi terhadap hal yang dilakukan jadi kuncinya dalam meraih kesuksesan. Ia tidak mudah mundur saat dihadapkan pada kesulitan. Besar-kecilnya uang yang ia dapatkan tidak jadi patokan baginya untuk terus berusaha.
Selain punya komitmen besar, Chairul Tanjung juga sensitif terhadap kebutuhan masyarakat. Hal ini terlihat dari kejeliannya melihat peluang dan membuka Trans Studio, taman hiburan indoor pertama di Indonesia.
7. Jangan Malas Untuk Meluaskan Jejaring
Nah hal yang paling penting yang bisa dipelajari dari Chairul Tanjung mengenai kesuksesannya adalah kamu harus selalu meluaskan networking atau jejaringmu. Jangan pernah menutup diri terhadap kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain. Kamu tidak akan pernah tahu bagaimana pengaruh orang itu terhadap perkembangan karirmu kelak.
Itu tadi rahasia sukses dari Chairul Tanjung. Semoga bisa menginspirasi kamu untuk jadi sesukses Beliau ya!
Bahagia Itu Gak Ribet, Kok!
Kebahagiaan adalah hal yang didambakan oleh hampir setiap orang dalam kehidupan mereka. Menjadi orang yang bahagia dipercaya bisa jadi jalan untuk menciptakan kehidupan yang lebih bermakna .
Jalan mencapai kebahagiaan bisa amat beragam. Mulai dari cara sederhana yang dilakukan sehari-hari, pun lewat pencapaian-pencapaian besar yang perlu dijangkau dengan kerja keras. Kali ini Hipwee akan memberi kamu 8 cara sederhana yang bisa kamu lakukan jika ingin jadi orang yang lebih bahagia. Penasaran apa saja caranya?
1. Jadilah Pribadi yang Baik Dan Ringan Membantu Orang Lain
“Kindness will bring you no harm”
Kebaikan tidak akan pernah menyakitimu, ia jutru bisa jadi jalan untuk melipat gandakan keberkahan yang kamu terima. Salah satu jalan untuk jadi orang yang lebih bahagia adalah dengan memberi perhatian pada kebutuhan orang lain. Belajarlah untuk jadi pribadi yang tidak egois dan tidak terus mementingkan diri sendiri.
Lakukan yang kamu mampu demi meringankan beban orang lain, tanpa harus memikirkan balasan dari mereka. Cara ini bisa membuatmu melihat pencapaian dan permasalahan dalam hidup dari sudut pandang lain. Kamu akan tahu bahwa saat kamu mengeluh dan berharap dapat menjalani kehidupan lain, ada orang yang akan menggadaikan apapun demi bisa mendapatkan kehidupan yang kamu miliki.
Fokus berbuat baik dan ringan membantu orang lain juga bisa menciptakan tujuan yang lebih positif dalam hidupmu. Inilah cara terbaik untuk jadi orang yang benar-benar bahagia dalam hidup.
2. Ciptakan Impian-Impian yang Bisa Terjangkau Tangan
Punya mimpi yang ingin dicapai bisa membangkitkan semangat dan motivasi hidupmu. Sedari kecil pun kita sudah diajari untuk terus bermimpi setinggi mungkin.
Tapi, ada yang terlupakan dari ajaran untuk jangan takut bermimpi : kita kerap lupa menambahkan kata rasional di dalamnya.
Bermimpi dan berharap adalah hal yang amat sehat dan bisa membuatmu jadi orang yang tahu benar kemana hidup harus dibawa. Namun, menetapkan impian yang tidak rasional justru bisa membuatmu jadi orang yang tidak bahagia. Saat impian besar yang tidak masuk akal tersebut tidak tercapai, kamu akan kecewa dan enggan kembali berusaha.
Dalam sebuah survey, peneliti menemukan bahwa wanita yang menetapkan impian mereka berdasar logika dan rasionalitas dan mencapainya dengan usaha keras dan dedikasi jauh lebih bahagia dibandingkan mereka yang mencanangkan pencapaian-pencapaian besar yang mustahil tercapai.
3. Bawa Dirimu Menjelajahi Alam
Alam adalah bagian penting yang seharusnya tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Sayangnya, kesibukan sebagai manusia urban kerap membuat kita terkurung dalam kubikel kantor dan bangunan beton. Bahkan kini kita makin jarang melihat matahari pagi dan matahari senja, hampir seluruh waktu kita habiskan untuk bekerja.
Bersinggungan dengan alam bebas dipercaya bisa meredakan stres dan memicu tubuh mengeluarkan hormon endorphin yang membuat seseorang lebih bahagia. Jadi, tunggu apalagi? Tidakkah kamu rindu pada dinginnya rumput pagi saat ia terinjak kaki? Tidakkah kamu ingin mencium bau asin dari pantai dan mendengar debur ombak?
Kemasi barang-barangmu, lupakan sejenak gadget dan tumpukan pekerjaan sementara waktu. Pacu kendaraanmu ke pantai atau gunung terdekat dan rayakanlah kehidupan.
4. Bernafaslah Secara Sadar
Bernafas adalah hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita sebagai manusia. Proses memasukkan udara dan mengeluarkan karbon dioksida ini juga yang membedakan kita dari makhluk mati lainnya. Tapi apakah kamu tahu bahwa mengatur nafas bisa jadi cara untuk membuatmu jadi orang yang lebih bahagia?
Saat dalam situasi stres dan penuh tekanan, nafas kita akan berubah menjadi lebih cepat dan tidak beraturan. Hal ini terjadi karena ada peningkatan oksigen dalam tubuh. Sementara, bernafas dengan sadar dan dalam ritme yang lebih lambat dapat meningkatkan kadar hormon serotonin dalam tubuh — hormon serotonin adalah hormon yang membawa pengaruh pada penurunan tingkat stres.
Saat kamu sedang sedih atau dilanda masalah, cobalah teknik nafas sederhana ini:
- Ambil nafas panjang dalam 6 hitungan
- Tahan tiap tarikan nafas selama 6 detik
- Kembali keluarkan nafas selama 6 hitungan
- Ulangi cara ini sebanyak 10-20 kali, hingga perasaanmu kembali tenang
Gak susah ‘kan untuk jadi bahagia?
5. Kelilingi Dirimu Dengan Orang-Orang yang Positif
Contohnya, ibu hamil
Memilih orang yang tepat untuk mengelilingi dalam kehidupan sehari-hari juga bisa jadi penentu bagi usahamu untuk mencapai kebahagiaan. Orang-orang negatif yang terus mengeluh akan membuatmu jadi orang yang terus merasa tidak bersyukur dalam hidup. Secara tidak sadar, kamu akan mulai memandang dunia dari kaca mata mereka.
Sementara, memilih untuk dikelilingi oleh orang-orang positif yang memandang hidup dengan optimis akan membawa pengaruh berbeda. Pendampingan mereka akan memberikan perspektif bahwa selalu ada jalan untuk mencapai hal yang diinginkan dalam hidup. Keyakinan dan kepercayaan diri yang mereka miliki akan tertular pula padamu.
6. Stop Menghubungkan Semua Pencapaian Dengan Uang
Jika kamu benar-benar ingin bahagia, berhentilah memandang seluruh pencapaian yang kamu dapatkan dengan pemenuhan kebutuhan materi. Uang memang bisa memenuhi kebutuhanmu, namun tidak semua kebahagiaan bisa dibeli dengan alat tukar tersebut.
Contohnya saja ketika kamu harus bekerja jadi penulis lepas untuk surat kabar lokal dengan gaji tak seberapa. Kamu memang tak bisa beli pakaian atau kendaraan mahal, tapi pekerjaan itu membuatmu merasa hidup. Kamu bangun dan menjalani hari dengan penih semangat karena pekerjaan yang kamu geluti.
Pencapaian dan rejeki tak harus melulu soal uang. Ada hal-hal lain yang juga patut membuatmu bersyukur.
7. Ampuni Diri Atas Kesalahan yang Kamu Lakukan
Ada masanya kamu jadi orang yang paling keras pada dirimu sendiri. Secara sadar atau tidak kamu menghukum diri karena kesalahan yang telah kamu lakukan selama ini, mengutuk diri bodoh dan menyesali keputusan yang telah kamu ambil. Cara macam ini tidak akan pernah membuatmu jadi orang yang sepenuhnya bahagia.
Ampuni dirimu sendiri, maafkan kesalahan yang pernah kamu lakukan selama ini. Sadarilah bahwa dirimu hanya manusia biasa yang rentan terjatuh pada lubang bernama gagal dan dosa. Manfaatkan perasaan bersalah yang kamu miliki untuk bekal menjadi pribadi yang lebih baik lagi, bukan untuk dirutuki sepanjang hari.
8. Selalu Bersyukurlah Atas Apa yang Kamu Miliki
Mesyukuri apa yang dimiliki bisa jadi cara paling ampuh untuk jadi orang yang bahagia dalam hidup. Terlepas dari pencapaian yang belum tergenggam tangan pun kesulitan yang mesti dihadapi saban hari, selalu ada hal yang layak disyukuri.
Bukankah kesempatan membuka mata dan nafasmu hari ini juga berkah tiada tara yang diberikan Tuhan?
Selamat melanjutkan harimu! Semoga seluruh makhluk berbahagia.
Yok, Kenalan Dulu Sama Macam-Macam Genre Musik Dugem!
Siapa sih sekarang yang belum pernah dengar nama David Guetta atau Calvin Harris? Mereka salah sedikit dari sekian banyak DJ yang sudah mempopulerkan electronic dance music (EDM) alias musik dugem di tangga musik arus utama berbagai radio dunia. Tapi kamu tahu nggak kalau EDM itu punya banyak genre? Beberapa di antaranya pantas banget buat kamu eksplorasi!
Kali ini, Hipwee bakal membahas tentang macam-macam genre yang ada di EDM. Mending langsung kamu baca — siapa tahu ada genre dan DJ yang ternyata sesuai sama selera musikmu?
1. House music
House music sendiri merupakan genre dalam musik EDM yang paling banyak diterima oleh publik. Hampir semua musik Top 40 dipengaruhi house music, begitu pula sebaliknya. Genre musik ini berasal dari kota Chicago, Amerika. Kata “house” sendiri diambil dari nama sebuah kelab malam di kota itu, The Warehouse.
Ciri khas house music adalah tempo yang upbeat, groovy dan kadang didominasi oleh kord piano dengan tempo sekitar 126-128 beats per minute (BPM). Saking populernya, genre ini punya berbagai macam sub-genre tersendiri:
- Acid House: House music dengan sedikit pengaruh trance dan techno. Temponya sedikit lebih cepat daripada musik dari genre yang sama pada umumnya. Biar lebih paham, coba dengar track dari James “Jack Rabbit” Martin yang ini.
- Electro House: Deadmau5, David Guetta dan Zedd merupakan sebagian DJ Electro House yang sedang naik daun. Hampir semua musik Electro House memiliki “drop”, seperti track milik Strobe milik Deadmau5 ini.
- Dutch House: dari namanya sudah terlihat kalo sub-genre ini berasal dari negeri Belanda. Dutch House sendiri merupakan salah satu sub-genre yang mulai populer, bahkan di Indonesia juga. Biar lebih ngeh, dengerin deh track dari Hardwell – Spaceman dan Chuckie & Junxterjack – Make Some Noise ini.
- Progressive House: ciri khas dari sub-genre ini adalah tempo musik yang semakin meningkat, hampir mirip dengan musik trance. Coba dengerin track dari CLMD – Black Eyes & Blue atau Calvin Harris – Summer yang sekarang lagi hits.
- Deep House: ini merupakan sub-genre yang bisa dibilang paling chill. Musik Deep House sering dimainkan di cafe atau kelab yang memiliki atmosfer santai. Contohnya? Coba denger Noir & Haze – Around, Oliver Helden – Gecko, dan Faul & Wad Ad VS Pnau – Changes.
Sebenarnya masih ada beberapa sub-genre lain. Kalau kamu memang tertarik lebih lanjut, simak aja DJ-DJ yang ada di list ini.
2. Trance
Trance merupakan genre EDM yang berkembang di Jerman pada awal dekade 90-an. Karakteristik utama musik ini ialah tempo yang berkisar dari 125-160 BPM serta alur yang naik turun. Secara harfiah, trance berarti keadaan ketika kamu berada di alam bawah sadar. Sesuai namanya, musik trance ini bisa bikin kamu terhipnotis dan merasa senang atau sedih. Sensasi emosional ini tercipta melalui kombinasi berbagai ritme dan layer musik, dengan melodi dan vokal yang repetitif.
Kalau kamu penasaran, coba deh dengerin beberapa musik trance yang ada di bawah ini:
- Armin Van Buuren feat. Miri Ben Ari – Intense
- BT – Skylarking
- Above & Beyond – Alchemy
- Neelix – Wherever you are
Udah memutar semuanya? Kemungkinan besar kamu bakal memperhatikan kalau musik trance itu banyak ragamnya. Tinggal pilih sub-genre mana yang pas di telinga kamu.
3. Techno
Genre ini sendiri muncul di Detroit pada awal 1980. Sebagai bagian dari EDM, ciri khas musik techno ialah penggunaan berbagai teknologi baru dalam dunia musik. Sebagian besar musik techno merupakan kombinasi synthesizer, hentakan drum, serta sequencer.
Di bawah ini ada beberapa DJ yang dikenal dengan pengaruh techno di setiap setnya:
Techno juga punya sub-genre, yaitu minimal techno. Minimal techno menggunakan sampling musik yang lebih sedikit dan repetitif. Mottonya: less is more. Tertarik? Coba dengarkan Droplex – Dance dan Daniel Portman – Rock the Funk.
4. Dubstep
Dubstep pertama kali diperkenalkan di London pada akhir tahun 90-an. Musik ini punya sound yang khas serta komposisi bass yang nggak beraturan dan terdistorsi.
Dubstep tidak cuma dimonopoli sama Skrillex aja. Ada banyak musisi dubstep lain yang harus kamu dengarkan. Coba deh simak beberapa track ber-genre dubstep yang ada di bawah ini:
Sebenarnya masih banyak genre-genre EDM lain di luar sana, tapi semoga yang diulas di atas cukup sebagai pengantar. Dan berhubung Hipwee nggak punya penulis yang mengambil gelar khusus di Ilmu EDM, Hipwee minta maaf kalau ada beberapa hal penting yang nggak tertulis di artikel ini. Kalau punya DJ kesayangan yang belum sempat Hipwee sebut, kamu tinggal komentar aja kok. Jangan lupa bookmark artikel ini buat bahan referensi musik kamu, yah!
Mengenang Kemesraan Lydia Kandou dan Jamal Mirdad
Pernikahan Lydia Kandou dan Jamal Mirdad tahun 1986 adalah salah satu pernikahan kontroversial di Indonesia. Di masa itu, pernikahan beda agama masih sangat jarang terjadi, dan kedua bintang film ini melakukannya saat karier mereka sama-sama sedang di puncak. Meski sudah menikah secara agama masing-masing, mereka harus melalui berbagai cobaan dan pengadilan untuk mendapatkan surat nikah dari catatan sipil. Setelah enam tahun menikah, pada 1992 pernikahan mereka akhirnya diakui negara.
Lydia dan Jamal dikaruniai empat orang anak: Hanna Natasya Maria (Nana), Kenang Kana, Naysila Nafulany Mirdad, dan Nathana Ghaza. Nana dan Naysila kemudian mengikuti jejak kedua orangtuanya dan terjun ke dunia akting.
Lydia Kandou menggugat cerai Jamal Mirdad pada 8 Maret 2013 setelah 27 tahun pernikahan.
Lidya Kandou dan Jamal Mirdad saat menjalani sidang perkara izin nikah di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tahun 1986.
Lidya Kandou dan Jamal Mirdad, didampingi ayahanda Lydia, saat menjalani sidang perkara izin nikah di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tahun 1986.
Lidya Kandou dan Jamal Mirdad saat menjalani sidang perkara izin nikah di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tahun 1986.
Lidya Kandou dan Jamal Mirdad di Pertunjukan Srimulat tahun 1987.
Lidya Kandou dan Jamal Mirdad di rumah mereka tahun 1991.
Lidya Kandou dan Jamal Mirdad menerima Piala Citra di FFI tahun 1992 untuk film “Ramadhan dan Ramona”.
Lidya Kandou, Jamal Mirdad, dan Naysila Mirdad di Panasonic Awards 2007.
Komentar Terbaru