Arsip
Cewek yang Cocok Jadi Pacar vs Cewek yang Pantas Jadi Istri. Kamu Masuk yang Mana?
Bagi wanita, memutuskan untuk menjalani komitmen pernikahan adalah sebuah hal besar yang diambil dalam hidup. Selepas menikah, hidup tidak akan lagi sama baginya. Akan ada nyawa-nyawa lain yang bergantung pada keputusan di tanggannya. Karena itu, hanya wanita yang siap secara mental dan fisik-lah yang berani mengambil langkah besar ini.
Apa sih yang membedakan wanita yang siap menikah dan cewek yang belum siap berkomitmen seumur hidup? Di artikel ini Hipwee akan memaparkan beberapa ciri-cirinya. Siap-siap cek ke diri sendiri sembari deg-deg an ya, cewek-cewek. Buat kamu yang cowok, cek juga yuk apakah pasanganmu sudah masuk ke kriteria “siap dinikahi” atau belum.
1. Cewek yang Siap Menikah Akan Benar-Benar Menghargai Komitmen
Cewek yang sudah siap menikah tahu dengan pasti arti penting sebuah komitmen. Dia tidak akan main-main dengan hal yang satu ini. Setia, bertanggung jawab dan dapat dipercaya oleh pasangan adalah ciri-ciri yang dimiliki oleh cewek yang memang sudah siap menikah.
Segala kesepakatan yang sudah dibuat bersama dalam hubungan akan berusaha ditaati oleh cewek yang memang sudah siap menjadi seorang istri. Hal ini dia lakukan demi menghormati pasangan dan menjaga keharmonisan dalam sebuah ikatan. Gak ada tuh ceritanya kasus selingkuh atau ingkar janji yang dilakukan oleh cewek yang sudah layak dipinang.
2. Dia Bisa Berkompromi
Kemampuan untuk berkompromi adalah hal mutlak yang dibutuhkan dalam sebuah pernikahan. Bagaimana tidak, sebuah ikatan pernikahan secara tidak langsung akan menyatukan 2 kepala jadi satu. Dalam prosesnya, pasti ada silang pendapat dan ketidaksepahaman yang hanya bisa diselesaikan lewat kompromi.
Cewek yang hanya layak jadi pacar akan sulit melakukan kompromi terhadap hal-hal yang bertentangan dengan keinginannya. Kalau ada yang tidak sesuai, ia akan memilih ngambek hingga pasangannya mau mengikuti kemauannya. Nah, hal macam ini tidak akan dilakukan oleh cewek yang sudah siap menikah.
Setiap ada perbedaan pendapat, cewek yang istri-able mau duduk bersama dan mendengar pendapat pasangannya. Ia juga tidak keberatan menurunkan tuntutannya demi mencapai jalan tengah yang bisa diterima kedua belah pihak.
3. Cewek yang Cocok Jadi Pacar Akan Banyak Menuntut, Sementara Cewek Istri-Able Akan Menghargai Kemampuan Pasangan
Sangat wajar apabila seseorang memiliki ekspektasi terhadap pasangan romantisnya. Semua orang tentu punya gambaran ideal tentang hal apa yang dia harapkan akan didapatkan dari pasangan. Perbedaan kualitas antara wanita siap menikah dan hanya cocok jadi pacar terlihat saat pasangannya tidak bisa memenuhi ekspektasi yang dimilikinya.
Cewek yang masih punya pola pikir pacaran-minded akan berusaha menuntut pasangannya, sampai dia bisa memberikan apa yang diinginkan. Sementara cewek yang sudah siap dinikahi akan berusaha menempatkan dirinya di posisi pasangan sebelum menuntut lebih jauh.
Contohnya nih, ada seorang cowok yang tidak bisa membelikan pacarnya kamera polaroid sebagai hadiah ulang tahun karena gajinya habis untuk reparasi mobil. Cewek yang hanya cocok dijadikan pacar akan terus merengek sampai si pria membelikan hadiah yang sudah dijanjikan. Sementara wanita yang sudah siap menikah akan berusaha memahami kondisi pasangannya. Dia bisa menerima bahwa terkadang ada hal lain yang harus jadi prioritas.
4. Cewek yang Layak Diperistri Tahu Betul Bagaimana Caranya Menempatkan Diri
Menjadi istri berarti tahu bagaimana cara menempatkan diri di sisi suami. Mulai dari cara bicara, bersikap di depan orang lain, cara berpakaian dan berdandan, hingga bagaimana membawa diri ditengah rekan dan keluarga pasangan. Kemampuan menempatkan diri ini tidak bisa datang begitu saja. Butuh kerendahan hati dan usaha keras untuk bisa menyesuaikan diri.
Cewek yang sudah siap dinikahi tidak akan keberatan saat harus repot belajar sedikit Bahasa Batak, demi mengambil hati calon mertua yang kebetulan berasal dari Medan. Dia juga bisa dengan mudah membaur dengan teman dan kolega pasangan, yang bahkan belum dikenal sebelumnya.
Cewek yang siap menikah punya kelenturan sosial yang tinggi. Dia gak bakal malu-maluin deh kalau dibawa ke berbagai kesempatan.
Sementara cewek yang orientasinya masih sekedar pacaran, akan enggan berusaha untuk masuk ke dalam lingkungan pasangan. Keengganan ini disebabkan oleh pola pikirnya yang masih memandang hubungan sebagai urusan 2 orang semata.
Cewek yang masih belum punya orientasi menikah belum menyadari bahwa penerimaan orang-orang terdekat akan membawa pengaruh besar dalam hubungan yang sedang dijalani.
5. Cewek yang Asyik Dijadikan Pacar Akan Mengumbar Masalah Ke Media Sosial, Sementara Calon Istri yang Baik Akan Berusaha Menyelesaikannya Denganmu
Tidak ada hubungan cinta yang akan berjalan mulus-mulus saja. Setiap ikatan pacaran pasti punya konflik di dalamnya. Namun, dari permasalahan itulah sepasang kekasih bisa belajar bagaimana menyesuaikan diri dengan kekurangan dan kelebihan pasangan. Menyelesaikan masalah secara bersama-sama justru bisa jadi jalan untuk saling mengenal kepribadian.
Perbedaan perempuan yang sudah siap dan belum siap menikah terletak pada responnya saat menghadapi masalah. Cewek yang cocok dijadikan pacar akan cenderung mengumbar masalah tersebut pada banyak orang. Mulai dari curhat terselubung di media sosial sampai menceritakannya secara gamblang pada teman-temannya. Dia merasa dengan melakukan itu, pasangannya akan sadar kemudian berbuat sesuatu demi memperbaiki keadaan.
Hal ini berbeda dengan cewek yang sudah istri-able. Dia sangat mengerti bahwa mengumbar masalah ke orang lain bukanlah jalan keluar yang tepat. Alih-alih mencari dukungan, dia akan mengajakmu duduk dan bicara dari hati ke hati. Cewek yang sudah siap menikah akan berusaha sekuat mungkin untuk menjaga privasi hubungan hanya dengan pasangan. Lagian, kalau cerita-cerita itu namanya mengumbar aib bukan sih?
6. Cewek yang Sudah Siap Menikah Tidak Lagi “Galau” Soal Dirinya
Setiap orang pasti punya momen galau tentang jati diri. Mulai dari jurusan apa yang harus diambil, pekerjaan apa yang paling sesuai panggilan hati, hingga mencari apa yang harus dilakukan demi menggenapkan diri. Nah, cewek yang sudah siap menikah biasanya sudah selesai dengan kegalauan-kegalauan macam ini.
Dia betul-betul telah “selesai” dengan dirinya sendiri. Cewek yang sudah siap menikah tahu dengan pasti kemana akan membawa arah hidupnya. Visi dan tujuan hidup yang ingin dicapai sudah dia miliki dengan jelas. Kehadiran pasangan tidak akan membuatnya limbung. Sebab ia akan berusaha mencari pasangan yang bisa membersamainya dalam mencapai mimpi.
7. Cewek Istri-Able Tetap Bertahan Saat Masa Sulit Menghampiri, Cewek yang Oke Dijadikan Pacar Akan Lebih Memilih Pergi
Ketika dihadapkan pada momen terendah pasangan, ada perbedaan sikap yang ditunjukkan oleh cewek yang sudah siap menikah dan yang belum. Cewek yang sudah siap menikah tidak akan pergi meninggalkan pasangan meski sang pasangan sedang berada di titik terendah dalam hidup.
Dia mafhum bahwa masa sulit adalah hal yang harus dihadapi bersama dalam sebuah komitmen.
Sementara cewek yang orientasinya masih pacaran akan melihat masa sulit sebagai sebuah pintu keluar yang ditawarkan oleh hidup. Saat pasangan dilanda masalah berat yang membuatnya terpuruk, bukan tidak mungkin seorang “pacar biasa” akan pergi karena enggan terbebani.
8. Cewek yang Cuma “Pacar Biasa” Enggan Diajak Membangun Hidup Bersama, Dia yang Istri-Able Rela Berjuang Bersama dari Nol
Kehidupan rumah tangga tidak serta merta bahagia. Butuh perjuangan dan kompromi besar untuk menciptakan harmoni dalam sebuah pernikahan. Akan ada banyak masalah yang datang. Mulai dari perbedaan karakter, konflik antara 2 keluarga besar, hingga masalah keuangan.
Kesulitan hidup seperti diatas tentunya tidak mengenakkan. Hanya orang dengan komitmen dan loyalitas besar yang mau diajak berjuang demi membangun kehidupan yang layak dari nol. Nah, cewek yang sudah siap menikah biasanya punya ketangguhan berjuang yang lebih besar dibanding cewek yang masih ingin sekedar pacaran.
Kesiapan menikah akan tercermin pada kemauan untuk bersama-sama mewujudkan kehidupan yang diimpikan. Apapun kesulitan yang menunggu di depan akan dihadapi oleh cewek yang memang sudah siap menikah. Hidup susah sementara waktu juga gak masalah.
9. Cewek yang Siap Menikah Tahu Caranya Bersenang-Senang, Tapi Juga Tetap Bertanggung Jawab
Cewek yang asyik dijadikan pacar biasanya adalah orang yang sangat menyenangkan untuk diajak gaul. Dia tahu tempat-tempat asyik yang harus dikunjungi, terkadang lengkap dengan jam operasional dan menu andalan yang ditawarkan. Tapi memang, bersenang-senang masih jadi prioritas utama bagi cewek yang orientasinya sekedar pacaran. Belum ada kewajiban sebagai orang dewasa yang dipikirkan dengan matang.
Tapi kalau begitu, apakah cewek yang siap menikah adalah orang yang membosankan?
Tentu tidak. Cewek yang siap menikah adalah pribadi yang bisa membawa dirinya sesuai kebutuhan. Dia akan kamu temukan di cafe, berpakaian santai sembari menyesap Affogato. Tapi lain hari kamu akan menemukannya berpakaian resmi dan berdandan profesional karena harus meeting dengan klien.
Dia tahu caranya bersenang-senang tapi tidak melupakan kewajibannya sebagai orang dewasa.
10. Cewek yang Sudah Siap Menikah Tahu Cara Mengurus Rumah dan Mengatur Keuangan Keluarga
Pembagian tugas dalam keluarga memang tidak rigid. Baik lelaki maupun perempuan perlu ambil andil dalam melakukan tugas domestik. Tapi harus diakui bahwa wanita punya “sentuhan” yang lebih dibutuhkan dalam mengurus rumah tangga. Mulai dari memilih warna perabotan, memilih parfum ruangan, hingga jadi manajer keuangan.
Cewek yang orientasinya masih pacaran biasanya belum punya kesadaran soal pentingnya belajar untuk mengatur kebutuhan domestik. Sementara cewek yang istri-able banget akan mahir mengatur rumah dan keuangan keluarga. Dia adalah pribadi yang cerdas di tempat kerja dan di tempat pendidikannya, tapi mau turun tangan untuk mengurus kebutuhan rumah tangga.
11. Cewek yang Sudah Siap Dipinang Tahu, Bantuan Terbesar yang Bisa Diberikan Pada Pasangan Adalah Doa Diam-Diam
Cewek yang sudah siap menjadi seorang istri tahu bahwa tugasnya bukan hanya mencukupi kebutuhan fisik pasangan. Tidak sekedar memenuhi perut dengan makanan enak dan mengatur rumah, dia juga akan membantu pasangannya sekuat tenaga dalam perjuangan mewujudkan impian.
Cewek yang sudah mempersiapkan diri untuk jadi seorang istri tahu, bahwa ada pemberian lain yang lebih layak jadi kado untuk pasangan. Apalagi jika bukan doa diam-diam?
Tanpa diminta, dia akan terus mendoakan pasangannya dalam tiap bincang mesranya dengan Tuhan. Dukungan doa darinya tidak akan pernah putus. Tanpa sepengetahuan pasangan, ada harapan yang secara konsisten terus disampaikan pada Sang Pemberi Kehidupan.
Bukankah bentuk cinta yang paling tulus memang tercermin saat seseorang terus mendoakan pasangannya dalam diam?
Gimana nih cewek-cewek, kamu masuk kategori yang mana? Buat cowok-cowok, apakah pasanganmu saat ini adalah cewek yang istri-able?
Semoga kamu segera bertemu dengan pasangan yang bisa menggenapimu, ya!
Camkan 9 Hal Ini Supaya Kamu Bisa Selalu Bersyukur
Kadang, kekecewaan dalam hidup membuat kita merasa bahwa kita adalah orang yang paling gagal di dunia. Hidup habis manisnya. Setiap detik menjadi ajang menyecap ketidakpuasan.
Padahal, bisa jadi rasa tidak puas itu hadir karena kamu lupa bersyukur pada hal-hal yang telah kamu miliki. Mulai sekarang, yuk jangan alpa bersyukur lagi. Ingat 9 hal di bawah ini supaya kamu bisa lebih mudah mensyukuri hidup!
1. Walaupun Single, Kamu Bisa Tetap Bahagia
Patah hati memang menyakitkan. Setelah mengucap kata ‘putus’, kamu akan segera memasuki fase di mana dia tidak lagi hadir di hari-harimu. Hampir selalu melewati hari bersamanya, sekarang harus kembali terbiasa sendiri ke mana-mana. Sempat ada waktu di mana kamu benar-benar sedih dan meratapi keadaanmu.
Hei, sudahi sedihmu! Lihat deh, nggak cuma kamu lho di dunia ini yang nggak punya pasangan. Tapi banyak kok dari mereka tetap bahagia sendirian saja. Justru keadaan ini mereka manfaatkan untuk lebih mengenal dan mengembangkan diri. Mereka berusaha untuk tahu bagaimana cara membahagiakan dan berdamai dengan diri sendiri.
Jangan terlalu terbawa kesedihan dan meratapi kesendirianmu. Jalinlah hubungan yang baik dengan dirimu sendiri. Kalau menjalin hubungan dengan diri sendiri saja nggak mampu, bagaimana mau menjalin hubungan dengan orang lain?
2. Walaupun Sakit, Mereka Juga Tetap Tersenyum
Kamu baru saja dirawat inap karena terkena virus Demam berdarah dengue, dan kamu merasa begitu lemas dan menderita. Kamu tidak akan bisa menyantap makanan favoritmu untuk sementara waktu, terjebak di rumah sakit dengan bau obat yang menyengat, dan tidak bisa bebas bergerak karena jarum infus yang menancap di tubuhmu. Setiap hari kamu mengeluh dan ingin segera pulang ke rumah.
Coba deh kamu berjalan-jalan keliling rumah sakit. Kamu akan menemukan pasien lain yang mungkin mengidap penyakit yang lebih parah darimu; bahkan bisa jadi mereka sudah mengidapnya bertahun-tahun. Walaupun harus bolak-balik rumah sakit, mereka bisa menjalaninya dengan senyuman dan tidak mengeluh sama sekali. Mereka hanya memiliki satu tujuan, yaitu ingin sembuh supaya bisa segera beraktivitas dengan normal.
Ayo berhenti mengeluh dan mulai bersyukur dengan kesehatanmu. Malu lho sama mereka yang sakit parah tapi masih bisa tersenyum.
3. Bagian Tubuh Mereka Memang Tidak Lengkap, Tapi Mereka Mau Berusaha
Tahun 2011 lalu, Presiden SBY melepas tim pendaki tunadaksa (cacat tubuh) yang melakukan pendakian ke Gunung Elbrus, Rusia. Salah satu anggota tim pendaki ini ada yang hanya memiliki satu kaki; ia bernama Sabar. Dengan kerja keras dan semangat tanpa henti, Sabar dan timnya berhasil menancapkan bendera Merah Putih di puncak tepat pada detik-detik proklamasi.
Sabar tidak menjadikan kekurangan pada tubuhnya sebagai batasan untuk dirinya dalam melakukan hal yang ia mau dan justru membuatnya menjadi kekuatan baru. Nah, kamu yang memiliki anggota tubuh lengkap masih mau mengeluh dan malas-malasan?
4. Mereka Juga Pernah Gagal Sepertimu
Kesuksesan tidak bisa didapatkan dengan instan. Steve Jobs pernah dipecat dari perusahaan yang ia bangun sendiri. Walt Disney pernah dipecat dari pekerjaannya sebagai kartunis karena dianggap miskin imajinasi. Bob Sadino pun sempat menjadi kuli bangunan sebelum akhirnya menjadi pengusaha sukses. Kegagalan yang dialami lantas tidak membuat mereka patah semangat dan terpuruk. Mereka kembali bekerja keras dari nol untuk mendapat kesuksesan yang telah mereka capai saat ini.
Kalau kamu baru gagal dalam pelajaran atau mata kuliah saja, mengapa harus dipikirkan sampai stres berlebihan? Kegagalan bukan berarti kamu tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk sukses — kamu hanya diberikan kesempatan lebih untuk belajar agar bisa menggunakan kesuksesan dengan bijaksana. Yang penting, jangan patah semangat, ya!
5. Mereka Mungkin Kehilangan Lebih Banyak Darimu
Kehilangan uang atau barang berharga memang menyedihkan. Terbayang susahnya menabung untuk membeli barang berharga tersebut dan sekarang sudah lenyap diambil maling. Tapi, jangan sampai kehilangan itu membuatmu benar-benar patah semangat dan mengutuk keadaan.
Coba ingat musibah bencana alam tsunami di Aceh tahun 2004 lalu. Para korbannya kehilangan lebih banyak darimu — bahkan anggota keluarga mereka sendiri. Mungkin beberapa di antara mereka sudah “berhak” untuk tidak memiliki semangat hidup lagi. Tapi, mereka ingat bahwa setidaknya mereka masih diberi kehidupan oleh Yang Maha Kuasa, dan mereka bersyukur karena itu.
Uang dan barang berhargamu yang hilang masih bisa kamu cari lagi gantinya di kemudian hari, tapi bukan dengan mengeluh. Berusahalah lebih keras supaya kamu cepat mendapat pengganti barang yang hilang itu.
6. Bagi Mereka, Pekerjaan Apapun Bukan Masalah
Bekerja dan menghasilkan uang dari pekerjaan yang kita impikan memang menyenangkan, tapi kadang juga melelahkan. Seringkali kamu merasa capek dan berharap memiliki pekerjaan lain yang lebih santai dan menghasilkan. Padahal kalau kamu benar-benar mencintai pekerjaanmu, kamu tidak akan merasa seperti itu, lho.
Kamu termasuk beruntung bisa bekerja sesuai minat dan kecintaanmu. Ada banyak orang yang terpaksa bekerja di bidang yang tidak disukainya tapi berusaha untuk mencintai dan menghargai pekerjaannya. Pada akhirnya, justru mereka bahagia kok dengan pekerjaannya itu.
7. Penghasilan Besar Pun Bukan Segalanya
Setelah akhirnya berhasil diterima di perusahaan impian, kamu merasa kerja kerasmu di kantor tidak sebanding dengan penghasilan yang kamu dapatkan. Menurutmu, kamu pantas untuk mendapatkan penghasilan yang lebih dibanding yang saat ini.
Bersyukur saja, yuk! Di luar sana masih banyak lho yang memiliki penghasilan lebih sedikit dari kamu dan masih bisa tersenyum walaupun kebutuhan hidupnya tidak terpenuhi secara utuh. Bagi mereka, penghasilan besar bukan segalanya. Yang penting adalah mereka selalu bersyukur dan berusaha lebih keras lagi esok harinya.
8. Ada Anak-Anak yang Bahkan Tidak Tahu Siapa Orang Tuanya
Kamu mungkin sering merasa kesal dan capek dengan omelan orang tuamu. Bahkan, terkadang kamu ingin pergi saja dari rumah supaya bisa lepas dari kekangan mereka. Tapi sadar nggak betapa beruntungnya kamu masih punya orang tua? Di dunia ini masih ada anak-anak yang tidak siapa yang melahirkan mereka. Mereka hidup dan besar tanpa dukungan, kasih sayang, dan tuntunan dari ibu atau ayahnya. Dalam doa mereka, tersemat harapan untuk bisa seperti kamu yang memiliki orang tua.
Orang tua memang tidak selalu memiliki jalan pikiran yang sama denganmu. Namun mereka selalu berusaha yang terbaik untukmu dengan memberikan dukungan, kasih sayang, tuntunan, dan perhatian penuh. Mungkin caranya seringkali menyebalkan dan membuatmu kesal. Tapi, bersyukurlah setidaknya kamu memilki mereka dengan cinta yang tidak pernah habis untukmu.
9. Masih Banyak yang Tidak Bisa Bersekolah
Bohong kalau kamu tidak pernah menganggap sekolah itu menyebalkan. Tapi, kamu juga harus tahu bahwa ada banyak sekali orang yang sangat ingin ada di posisimu dan belajar di sekolah favorit. Sekolah yang membosankan untukmu adalah tempat menggali ilmu yang menyenangkan untuk mereka. Sekolah yang kamu anggap menghabiskan waktu merupakan sebuah kesempatan berkah untuk mereka. Jadi, nikmatilah waktu berhargamu di sekolah dan galilah ilmu sebanyak mungkin, supaya bisa kamu tularkan kepada mereka yang bernasib tak seberuntung dirimu.
Itu tadi 9 hal yang harus kamu ingat supaya menjadi pribadi yang lebih bersyukur. Semoga bisa membantumu merasa lebih bahagia dalam menjalani hidup. Semangat, ya!
Setelah Lulus Kuliah, Ini yang Mungkin Kamu Sesali…
Kuliah bisa menjadi masa-masa yang paling potensial dalam hidup. Setiap mahasiswa punya kesempatan untuk berprestasi: dapat IPK cum laude, memimpin organisasi, dikenal para dosen, hingga jadi idola adik-adik tingkat.
Sayangnya, tidak semua mahasiswa bisa memanfaatkan masa kuliahnya dengan maksimal. Rasa malas dan sikap acuh-tak-acuh bisa membuat seseorang melewatkan kesempatan emas ini begitu saja. Setelah lulus, yang tersisa pun hanya penyesalan dan harapan untuk bisa mengulang masa kuliah lagi. Hm…sebenarnya apa aja sih yang mungkin kamu sesali setelah lulus kuliah? Simak disini yuk, supaya kamu yang masih punya waktu dan kesempatan untuk menempuh bangku kuliah bisa terhindar dari sesal di masa depan.
1. Bolos Kuliah Sekadar Demi Nongkrong di Kantin
Menilik usia mereka, mahasiswa sudah pantas dianggap sebagai pribadi yang matang dan dewasa. Bukan lagi anak sekolah yang harus dibatasi dengan sekian peraturan sekolah, mahasiswa semestinya memahami tugas dan kewajibannya sendiri.
Namun, yang terjadi tidak selalu seperti itu. Bagi beberapa mahasiswa, masuk kuliah demi mendengarkan penjelasan dosen justru dianggap sebagai kewajiban yang membebani. Tidak mau terkantuk-kantuk dan pusing di dalam kelas, kamu pun memilih bolos untuk sekedar nongkrong di kantin sama teman-temanmu.
Bolos kuliah sama halnya membuang-buang uang. Melewatkan ilmu dan pengetahuan dari dosen yang sebenarnya jadi hakmu yang sudah membayar uang kuliah. Jadi, bukankah kamu sendiri yang merugi?
2. Mengikuti Perkuliahan dengan Kondisi Tidak Fokus
Butuh niat dan tekad yang teguh untuk bisa menjadi mahasiswa yang berhasil. Ini bukan semata-mata soal nilai, tapi seberapa banyak kamu bisa menyerap ilmu dan pengetahuan saat duduk di bangku kuliah. Pasalnya, ilmu dan pengetahuan itulah yang akan jadi modal untuk meraih masa depan yang cerah.
Ketika kamu masuk kelas dalam kondisi yang tidak fokus, berarti kamu melakukan hal yang sia-sia. Hadir di kelas bukan semata-mata untuk memenuhi minimal persentase kehadiran demi bisa ikut ujian. Tapi, saat di kelas adalah kesempatanmu untuk menyerap semua ilmu yang disampaikan.
Tidur, mengobrol dengan teman, sibuk dengan gawaimu sendiri: banyak hal yang sebenarnya tidak pantas dilakukan di dalam kelas saat dosen menyampaikan ilmu-ilmu yang sebenarnya sangat bermanfaat.
3. Memberlakukan Sistem ‘Kebut Semalam’ Ketika Ada Ujian
Sukses dalam ujian memang diukur dengan nilai. Semakin matang persiapan belajarmu, maka semakin besarlah kesempatanmu untuk mendapatkan nilai ujian yang bagus. Namun, di dalam hidup nilai tetaplah bukan prioritas utama. Ujian mungkin hanya membuktikan bahwa kamu sudah menjalankan kewajiban dan hakmu dengan baik — datang ke kampus untuk mendapat ilmu.
Mengabaikan ujian karena malas belajar bukanlah sikap mahasiswa yang seharusnya sudah dewasa. Ketika kamu memilih untuk bersikap abai dan menggunakan metode SKS (Sistem Kebut Semalam), berarti kamu nggak menghargai dirimu sendiri dan orang tua yang sudah membiayai kuliahmu.
Belajar adalah kebutuhan sekaligus kewajiban yang selayaknya bisa dikerjakan setiap hari. Ketika ujian saja kamu nekad belajar seadanya, mustahil kamu mau menyentuh buku-buku catatanmu di hari-hari biasa. Apa nggak malu kalau nilai ujianmu jelek?
4. Menyontek Saat Ujian
Menyontek adalah perbuatan yang tidak jujur. Sebagai orang yang sudah dewasa, mahasiswa dianggap bisa membedakan perbuatan yang pantas dilakukan, pun tidak. Selain tidak jujur, menyontek sama halnya membuat otak untuk malas berpikir.
Mahasiswa juga dianggap punya intelektualitas tinggi. Setelah menyandang gelar sarjana, dia akan didaulat menduduki posisi-posisi penting di masyarakat. Misalnya, sarjana ilmu ekonomi bisa jadi manager bank, dosen, bahkan pejabat. Bagaimana jika posisi-posisi penting ini ditempati mereka yang terbiasa tidak jujur?
5. Jadi Mahasiswa Kupu-Kupu (Kuliah Pulang – Kuliah Pulang)
Masa kuliah adalah kesempatan untuk mengembangkan diri. Menemukan bakat, melatih keterampilan, terhubung dengan banyak orang; banyak hal yang semestinya bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas diri.
Tapi, banyak mahasiswa yang justru melewatkan kesempatan ini dan memilih jadi mahasiswa ‘kupu-kupu’. Datang ke kampus hanya untuk masuk kelas tanpa peduli yang terjadi di sekitarnya. Cara ini mungkin menjadikanmu mahasiswa dengan IPK tertinggi seangkatan, tapi prestasimu nggak bisa dibilang ‘sempurna’.
Setidaknya, jurusan tempatmu belajar punya HIMA (Himpunan Mahasiswa) sebagai tempat bertemunya kakak-kakak dan adik-adik tingkat. Selain bisa bertukar informasi seputar perkuliahan, disinilah kesempatanmu menjalin jaringan pertemanan. Bukan tidak mungkin salah satu kakak atau adik tingkatmu akan jadi pejabat atau CEO perusahaan, ‘kan, suatu saat nanti?
6. Enggan Mengikuti Kegiatan BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa)
Ketika melewati sekumpulan anak BEM yang demo di boulevard kampus…
“Ngapain sih anak-anak BEM itu, demo-demo nggak jelas.”
BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) adalah organisasi intrakampus yang merupakan lembaga eksekutif di tingkat universitas. Selain sebagai wadah mahasiswa untuk mengembangkan diri, BEM juga menjadi jembatan penghubung antara mahasiswa dan kampus. Sama seperti OSIS ketika SMP atau SMA, mahasiswa juga bisa menyampaikan aspirasi mereka pada pihak kampus melalui BEM.
Apa sih faedahnya ikutan BEM? Tidak melulu demo, bergabung dengan organisasi kampus berarti melatih softskill dan menabung pengalaman. Berbagai kegiatan memungkinkanmu berpikir kritis, mengutarakan pendapat, berbicara di depan banyak orang, hingga melatih kepedulian pada lingkungan sekitar. Selain menjadikanmu mahasiswa yang aktif, pengalaman-pengalaman ini akan sangat berguna ketika memasuki dunia kerja.
7. Malas Ikut UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa)
Dunia perkuliahan bukan melulu soal tugas atau ujian. Kampus juga memfasilitasi mahasiswanya untuk bisa mengembangkan kemampuan non-akademis. Lewat UKM atau ketika masa sekolah dikenal dengan istilah ekstrakulikuler, mahasiwa bisa melatih minat dan bakatnya.
Coba deh ingat-ingat lagi, berapa banyak UKM yang ada di kampusmu dulu? Di UKM fakultas ada kegiatan teater, bedah musik dan film, atau kepenulisan. Sementara, di UKM universitas ada paduan suara, karate, atau pecinta alam. Dari sekian banyak kegiatan, salah satu tentu menarik minatmu untuk mengembangkan diri. bukan?
8. Melabeli Perpustakaan Kampus Sebagai Tempat yang Membosankan
Sebenarnya, di sinilah kamu bisa memperoleh ilmu tambahan selain mengikuti perkuliahan di kelas. Perpustakaan kampus punya koleksi buku-buku yang tidak hanya mendukung kuliahmu, tetapi juga bisa jadi hiburan tersendiri. Tidak hanya menyediakan buku-buku yang berkaitan dengan perkuliahan, ada pula novel atau buku cerita.
Sayangnya, banyak mahasiswa yang baru pertama kali masuk perpustakaan kampus di semester akhir menjelang kelulusan. Yup, lantaran perlu mencari referensi untuk skripsi, barulah bersedia menjamah perpustakaan. Padahal, mungkin saja kamu termasuk orang yang hobi baca dan pergi ke toko buku. Jadi, kenapa dulu nggak ke perpustakaan kampus saja?
9. Nggak Paham Kalau Kuliah Itu Juga Bisa Gratis dengan Beasiswa
Kuliah gratis? Mana mungkin? Mungkin kok! Kampus pun memfasilitasi mahasiswa dengan sekian jenis beasiswa yang bisa di dipilih; baik untuk mahasiswa berprestasi, pun kurang mampu. Asalkan bisa memenuhi persyaratan dan mengikuti tahap-tahap seleksinya, kuliah gratis bukan hanya mimpi.
Namun, untuk mendapat informasi beasiswa seorang mahasiswa dituntut proaktif; browsing website kampus, bertanya pada senior, atau mencari informasi di bagian administrasi. Kadang, pengumuman perihal beasiswa juga ditempel di papan pengumuman sekitar kelas atau kantor jurusan.
Sayang, tidak semua mahasiswa bisa telaten mencari informasi seperti ini. Sebagai pribadi yang cuek, tidak suka bergaul, atau malas ikut organisasi, kamu akan lebih sering melewatkan informasi-informasi yang sebenarnya bermanfaat buat dirimu sendiri. Padahal dengan beasiswa, uang dari orang tua bisa kamu tabung atau gunakan untuk hal yang lebih penting.
10. Melewatkan Kesempatan untuk Ikutan Pertukaran Pelajar ke Luar Negeri
Program pertukaran pelajar memungkinkan kamu pergi ke luar negeri. Melihat dunia yang lebih luas dan menemukan pengalaman baru yang mungkin akan mengubah hidupmu. Tempat kuliah, teman, bahasa, lingkungan, budaya, hingga gaya hidupmu akan serba baru.
Dituntut bisa beradaptasi, kamu akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih mandiri, bertanggung jawab, dan cenderung fleksibel dalam berpikir serta bersikap. Sayangnya, rasa takut dan minder mungkin terlanjur menjegal langkahmu. Alih-alih mendaftar seleksi untuk kesempatan pertukaran pelajar, kamu justru bertahan di zona nyamanmu. “Nanti saja deh, kalau sudah lulus,” katamu, saat bersenandika tentang kapan dirimu sendiri bisa pergi ke luar negeri. Sayang, kesempatan untuk pergi dengan beasiswa akan semakin sulit ketika kamu sudah melepas status sebagai mahasiswa.
11. Kuliah Dijalani Begitu Saja Tanpa Target Lulus Cepat atau Dapat Gelar Cumlaude
Kuliah adalah saat-saat potensial untuk bisa mencetak prestasi. Pencapaian yang bisa dibanggakan orang tuamu, lalu diceritakan ke anak-cucumu. Tentang menyandang gelar sarjana hanya dengan kuliah 3 tahun atau lulus dengan IPK bulat.
Namun, langkah awalmu ketika memasuki dunia perkuliahan mungkin sudah goyah. Kamu nggak mantap menjalaninya lantaran kurang minat pada jurusan yang diambil atau kecewa setelah gagal diterima di universitas impian. Padahal, apapun yang sudah kamu pilih selayaknya bisa dijalani dengan sepenuh hati, bukan?
Kuliah juga butuh perencanaan yang matang. Mulai dari menentukan gol-gol yang ingin dicapai, cara-cara mencapai gol tersebut, hingga memotivasi diri ketika mengalami kegagalan.
12. Nggak Menjajal Kesempatan Bekerja Paruh Waktu
Ketika lulus dan kesana-kemari mengirim CV, barulah kamu menyadari manfaat dari kerja sambilan saat kuliah. Yup, kerja paruh waktu saat masa kuliah tidak hanya menambah uang jajanmu, tetapi juga melatih mental dan keterampilanmu di dunia kerja.
Ketika kamu bisa berprestasi sekalipun sambil bekerja paruh waktu, lembar-lembar CV-mu tentu akan punya nilai tambah. Dengan berusaha menyeimbangkan dua dunia, kamu bisa membuktikan bahwa kamu mampu membagi waktu dan bekerja dalam tekanan. Selain itu, di dalam dirimu sudah tertanam kegigihan dan semangat seorang pekerja keras.
13. Membuang Kesempatan untuk Belajar Merintis Usaha
Dewasa ini, semakin banyak mahasiswa yang tertarik untuk berwirausaha. Menjajal kemampuan dan keberuntungan di bidang entrepreneurship berbekal ide-ide usaha yang unik. Pilihan menjadi wirausahawan bukan semata-mata usaha ‘banting setir’ lantaran nggak dapat pekerjaan lain. Seringkali, mahasiswa memang tertarik dan yakin bisa sukses dengan menggeluti bidang ini.
Kampus-kampus negeri dan pemerintah sebenarnya sudah bekerja sama untuk memfasilitasi mahasiswa yang ingin berwirausaha. Lewat PKM-K (Program Kreativitas Mahasiswa – Kewirausahaan), mahasiswa bisa menyalurkan konsep-konsep usaha yang kreatif, inovatif, dan tentunya bisa menghasilkan keuntungan.
Mahasiswa bisa maju secara perorangan maupun kelompok untuk mengajukan proposal usaha. Proposal-proposal yang terkumpul dari kampus-kampus seluruh Indonesia akan diseleksi dan dilombakan. Kemudian, proposal yang lolos seleksi dan disetujui akan mendapat pendanaan untuk mewujudkan dan mengembangkan usaha tersebut.
Sedikit bocoran: dana usaha yang diberikan pemerintah ini tidak sedikit lho. Jadi, bukan tidak mungkin kalau setelah lulus kamu sudah bisa jadi bos untuk usahamu sendiri karena sudah merintisnya semasa kuliah. Nah lho, nyesel nggak tuh sudah melewatkan kesempatan ini?
Buat kamu mahasiswa baru atau calon-calon mahasiswa, semoga bisa menghindari hal-hal di atas, ya. Sementara, buat kamu yang terlanjur di semester akhir atau sudah lulus, mungkin kamu hanya bisa bernostalgia. Mari menjadi lebih baik di jenjang kehidupan selanjutnya.
Uangmu Cepat Habis? Bisa Jadi Karena Hal-Hal Sepele Ini
Quote:
“Perasaan baru aja terima uang bulanan, kok sekarang udah mau habis aja nih duit? Padahal kan nggak beli apa-apa. Kemana larinya tuh duit? Atau jangan-jangan uangku diambil tuyul?”
Apakah kamu pernah bersenandika hal seperti itu? Mengatur keuangan memang bukan perkara enteng, apalagi bagi anak-anak muda yang masih ngekos. Pengeluaran yang tak terkendali bisa bikin kamu kalang kabut di tanggal-tanggal tua. Kalau kamu pernah mengalami hal seperti tadi, bisa jadi itu karena kamu nggak sadar telah membuang uangmu untuk hal-hal nggak penting seperti ini:
Quote:
Quote:
1. Rokok
Kalau kamu perokok, pasti udah capek mendengar nasihat banyak orang yang mengatakan bahwa rokok membuatmu semakin boros. Kamu boleh saja bosan setengah mati mendengar nasihat itu, tapi apa yang mereka katakan benar adanya.
Harga rokok saat ini bisa dibilang cukup mahal. Apalagi kalau kamu termasuk perokok berat. Satu bungkus rokok bisa kamu habiskan dalam waktu dua hari saja. Kalau satu bungkus harganya Rp 15.000,00, dalam satu bulan kamu bisa habis sekitar Rp 200.000,00 lebih. Jatah uang jajan kamu jadi berkurang banyak, ‘kan?
Kalaupun kamu belum bisa berhenti merokok, usahakan untuk mengerem kebiasaanmu itu. Jika biasanya satu bungkus untuk 2 hari, sebisa mungkin kurangi hingga bertahan sampai satu minggu lamanya. Dengan begitu, kamu bisa menghemat lebih banyak uang.
Quote:
Quote:
2. Terlalu Sering Makan di Luar
Kebanyakan orang memang sangat royal soal urusan kuliner. Apalagi kalau udah ngumpul bareng teman-teman — kemungkinan besar kamu udah pasti bakal nongkrong di tempat makan atau kafe. Karena kecintaanmu pada makanan atau teman-teman, bisa jadi kamu nggak terlalu peduli berapa banyak uang yang kamu keluarkan cuma buat 1 kali makan.
Uangmu bisa juga cepat habis karena kebiasaanmu makan di luar pada saat jam istirahat kantor. Meskipun harga makanan di warung-warung kantin termasuk murah, justru inilah yang bisa membuatmu terlalu mudah mengeluarkan uang.
Kamu bisa menghemat banyak jika mau memasak sendiri. Saat pergi ke kampus atau kantor, bawalah bekal dari rumah agar bisa mengirit pengeluaranmu.
Quote:
Quote:
3. Parkir
Bayar uang parkir adalah pengeluaran yang diam-diam bisa membuatmu kehabisan uang di tengah jalan. Meskipun uang parkir di Indonesia nggak mahal, jika diakumulasikan ini bisa mencapai nilai yang signifikan. Untuk parkir motor, rata-rata kamu harus membayar sekitar Rp 1.000,00 – 2.000,00, sedangkan mobil antara Rp 2.000,00 – 5.000,00. Coba deh bayangkan saat kamu harus membayar ini tiap hari?
Belum lagi saat kamu parkir di mall yang sistem pembayarannya per jam. Meskipun cuma 1000 per jam, kalau kamu keenakan jalan-jalan di mall hingga berjam-jam lamanya, bisa-bisa bayar parkir jauh lebih mahal ketimbang harga minumanmu. Oleh sebab itu, ada baiknya kalau mulai sekarang kamu mengurangi penggunaan kendaraan bermotor. Selain jadi lebih irit, kamu juga jadi bisa nggak bergantung lagi sama motor atau mobilmu.
Quote:
Quote:
4. Jajan di Minimarket
Sebelum kamu pergi ke minimarket untuk jajan, pastikan kamu sudah tahu apa saja yang hendak kamu beli. Bahkan kalau perlu kamu membuat catatan terlebih dahulu, agar kamu nggak mudah tergoda untuk membeli makanan ringan lain hanya karena warna dan tempatnya lucu dan unik. Hal-hal tak terduga inilah yang membuat uangmu mudah hilang tanpa jejak dari dompetmu.
Selain itu, semakin banyaknya minimarket yang muncul di ruas-ruas jalan raya saat ini bisa menggodamu untuk mampir membeli snack di sana. Padahal sebelumnya kamu tidak berniat untuk mampir dan membeli camilan. Untuk mengatasinya, kamu perlu membawa bekalmu sendiri. Dengan membawa jajanan sendiri untuk mengisi perutmu, kamu akan lebih mudah mengabaikan keberadaan minimarket yang menggodamu itu.
Quote:
Quote:
5. Beli Minuman
Karena air mineral dan minuman-minuman kemasan lainnya sangat mudah ditemukan, kamu seringkali menganggapnya sepele. Kamu jadi malas untuk membawa bekal minuman sendiri dari rumah atau kosan. Padahal dengan membawa persediaan minuman sendiri itu bisa menghemat uang jajan kamu, lho. Sayang banget ‘kan, kalau kamu punya stok minuman banyak di rumah, tapi pada akhirnya kamu harus beli lagi minuman di minimarket? Belum lagi sampah plastik yang dihasilkan dari konsumsi minuman kemasam ini! Mulai saat ini, biasakan untuk membawa minuman sendiri dari rumah ya…
Quote:
Quote:
6. Penatu
Kalau kamu anak kost, jangan menyepelekan baju kotormu. Saat mereka sudah terlalu banyak dan menumpuk, kamu sudah bakal terlalu malas untuk mencuci sendiri. Cara tercepat untuk membuatnya bersih kembali adalah dengan pergi ke penatu. Kalau sudah begini, uangmu sendiri yang akan terbuang sia-sia.
Kamu tidak akan perlu pergi ke penatu seandainya kamu tak membiarkan baju kotormu menumpuk. Agar tak kerepotan, cucilah bajumu sendiri setiap hari. Mencuci dengan cara mencicilnya tidak akan membuatmu capek. Dan tentunya, tidak akan ada pemandangan tak enak berupa piramida baju kotor di kamarmu, ‘kan?
Quote:
Quote:
7. Ponsel Lebih Dari Satu
Memiliki ponsel lebih dari satu buah tentu saja membuatmu jadi semakin boros pulsa. Belum lagi jika semua ponselmu adalah telepon pintar: bisa dibayangkan berapa banyak yang kamu habiskan hanya untuk berlangganan paket internet bulanan.
Jika kamu bukan seorang pebisnis sibuk yang dituntut punya banyak alat komunikasi, lebih baik kamu gunakan satu ponsel saja. Dengan ini, kamu bisa mengalokasikan uangmu untuk hal lain yang lebih penting daripada pulsa.
Quote:
Quote:
8. Beli Barang Seken dan KW
Membeli barang seken atau bekas sebenarnya justru bisa membuatmu lebih hemat, karena kamu bisa mendapatkan produk dengan harga yang lebih miring. Asal, kamu bisa memastikan barang bekas tersebut awet dan berkualitas baik. Jangan sampai kamu salah pilih dan tertipu. Sudah barang bekas, mahal, eeeehh…ternyata gampang rusak. Sama saja buang-buang uang. ‘kan?
Sama halnya seperti membeli barang KW. Beli barang KW itu cuma bikin kamu seneng di awal doang. Nggak ada yang bisa menjamin keawetan dari produk-produk KW. Daripada harus beli produk KW yang harganya juga mahal tapi cepat rusak, lebih baik kamu menahan diri dulu hingga uangmu cukup untuk membeli produk-produk orisinal, yang udah pasti nggak diragukan lagi kualitasnya.
Quote:
Quote:
9. Nalangin Teman
Kalau kamu sering ngumpul sama teman-temanmu, mungkin kalian punya kebiasaan membeli jajanan secara kolektif. Saat tiba bagianmu untuk membeli, terkadang kamu memilih untuk menalanginya lebih dulu karena malas menghitung siapa harus bayar berapa. Masalahnya, seringkali kamu lupa untuk menagihnya. Kalaupun kamu ingat, kamu akan sungkan menagih hutang karena nominalnya terlalu kecil. Kamu takut dibilang perhitungan dan pelit.
Tanpa kamu sadari, hal ini bisa menjadi penyebab keborosanmu, lho. Sepertinya sedikit, tapi kalau kamu harus nalangin banyak orang dan dalam waktu yang sering, sama saja kamu sudah menghabiskan uang yang cukup banyak.
Setidaknya kamu tidak perlu sungkan untuk meminta kembali apa yang memang hakmu. Temanmu pasti akan memakluminya, kok.
Quote:
Quote:
10. Beli Barang Dengan Uang Pecahan Besar
Kebiasaanmu membeli sesuatu dengan uang berpecahan besar bisa membuatmu lebih boros, lho! Pertama, ketika kamu melihat lembaran 50.000 atau 100.000 di dompetmu, kamu akan punya sugesti bahwa uangmu masih banyak. Padahal, bisa saja tiga lembar uang 100.000 yang ada di dompetmu itu adalah uang terakhirmu bulan ini.
Kedua, cuma membayar dengan lembaran 50.000 atau 100.000 akan membuatmu merasa harus belanja banyak. Kamu akan segan membeli barang seharga Rp. 3000,00 dengan uang senilai 50.000, sehingga kamu akan membeli barang-barang yang tidak perlu hanya agar petugas minimarket tak menolak uangmu.
Belum lagi kalau ternyata kembaliannya uang recehan. Duh…kamu akan semakin malas menggunakan uang recehmu. Kamu pun ujung-ujungnya membiarkan uang recehmu tergeletak begitu saja di meja. Padahal, uang itu sebenarnya masih bisa kamu pakai.
Quote:
Quote:
11. Belanja Kebutuhan Bulanan dengan Berlebihan
Pada saat menerima gaji atau uang bulanan dari orang tua, kamu seringkali langsung membelanjakannya untuk kebutuhan bulananmu. Biasanya kamu membeli dalam jumlah yang banyak sekaligus untuk stok selama satu bulan ke depan. Hal ini bisa membuatmu menjadi sedikit lebih boros.
Daripada kamu harus membuang banyak untuk belanja stok bulanan, jauh lebih baik kalau kamu membeli secukupnya saja. Ini untuk mengantisipasi supaya stok kebutuhanmu yang berlebihan tidak terbuang sia-sia nantinya. Dengan begitu, uangmu nggak akan cepat habis di hari-hari awal setelah gajian. Kamu juga masih punya banyak uang simpanan jika da keperluan mendadak yang cukup mendesak nanti. Lagipula, jika kebutuhanmu habis di pertengahan bulan, kamu masih bisa membelinya lagi, ‘kan?
Quote:
Quote:
12. Tarik Tunai di ATM Bersama
Melakukan transaksi tarik tunai melalui jaringan ATM bersama juga bisa membuat uang dalam tabunganmu sedikit demi sedikit berkurang. Sebisa mungkin lakukan transaksi penarikan uang tunai melalui mesin ATM yang sesuai dengan bank tempatmu menabung agar tidak terkena biaya pemotongan.
Biasanya, biaya pemotongan uang saat melakukan penarikan tunai melalui lintas ATM akan dikenankan biaya sekitar Rp 3.000,00 – 5.000,00. Tidak mahal memang, tapi ini tentu akan membuat nominal uang di dalam ATM-mu tidak bulat, sedangkan minimal uang yang bisa diambil di ATM adalah Rp. 50.000. Tentunya ini bisa merugikanmu, apalagi kalau kamu masih anak kuliahan yang belum punya penghasilan sendiri.
Kalaupun terpaksa harus bertransaksi melalui ATM bersama, pastikan kamu benar-benar membaca peraturannya. Jangan sampai kamu mengalami kerugian hanya karena malas membaca. Ada lho beberapa ketentuan transaksi lintas bank yang akan membuatmu terkena biaya mahal.
Quote:
Quote:
13. Belanja Barang Diskon
Saat kamu membeli barang diskon, kemungkinan terbesar yang terjadi adalah: kamu membeli barang tersebut karena harganya yang murah, bukan karena membutuhkannya. Produk diskonan memang sangat menggiurkan. Dengan iming-iming harga murah, kamu jadi berniat membeli produk tersebut, bahkan dalam jumlah yang banyak. Padahal, sebenarnya kamu tidak membutuhkan produk tersebut.
Oleh karena itu, kamu harus lebih bijak lagi saat menemukan produk-produk yang didiskon. Pertimbangkan matang-matang: apakah kamu benar-benar membutuhkannya, atau kamu cuma nafsu belaka? Jangan tergoda untuk membeli sesuatu hanya karena “mumpung lagi diskon”.
Quote:
Quote:
14. Belanja Menggunakan Kartu Debit dan Kredit
Penggunaan kartu debit dan kredit memang bisa membawa keuntungan dan kemudahan bagi para pemakainya. Tapi hal itu tidak akan terjadi jika kamu menggunakannya dengan cara yang salah. Membayar menggunakan kartu debit/ kredit memang lebih mudah dan simpel. Cukup sekali gesek, transaksi pembayaran selesai. Kamu tidak perlu repot-repot lagi menghitung lembaran uang tunai.
Tapi, justru karena kemudahan itulah yang membuatmu semakin boros. Saking mudahnya bertransaksi jual beli, kamu jadi lebih konsumtif. Kamu juga nggak lagi memperhatikan secara detil berapa banyak uang yang kamu punya. Seringnya kamu hanya mengingat digit angka depannya saja. Berbeda jika kamu menggunakan uang tunai. Kamu akan lebih teliti dan ingat berapa jumlah uang yang ada di dompetmu. Dengan begitu, kamu akan lebih bijak lagi saat hendak membelanjakan uangmu.
Quote:
Quote:
15. Ikutan Gym dan Kelas Olahraga
Mendaftar untuk kelas fitness dan olahraga seperti muay thai, zumba dance, pilates, atau yoga bisa membuatmu boros, lho! Kamu akan menghambur-hamburkan uangmu ketika tidak rajin mengikuti kelasnya. Biasanya, kelas-kelas olahraga seperti itu mengharuskanmu untuk mendaftar full selama satu bulan ditambah dengan biaya administrasi keanggotaan pada awal pertemuan. Ini tentu akan mubazir ketika di tengah-tengah bulan ternyata kamu kehilangan semangat untuk mengikuti kelasnya.
Agar uangmu tidak terbuang percuma, pastikan kamu benar-benar mantap untuk mengikuti kelas olahraga tersebut. Jika sekiranya jadwalmu terlalu padat untuk mengikuti kelas itu, carilah alternatif olahraga lain yang masih bisa kamu lakukan secara gratis.
Coba deh kamu ingat-ingat kembali. Apakah kamu pernah melakukan hal-hal di atas? Kalau iya, jangan bingung lagi kenapa uangmu mudah sekali habis. Baru sadar ‘kan, kalau ternyata tuyulnya itu kamu sendiri? Mulai sekarang, jangan kepincut sesuatu hanya karena harga murah. Waspadalah dengan kebiasaanmu yang terlalu mudah mengeluarkan uang untuk hal-hal yang sebenarnya kurang berfaedah!
Gimana mas / mbak , memang sih rata rata kita dalam menggunakan uang kadang suka jor-joran semoga trit ini bisa membantu kita semua dalam mengatur pengeluaran uang kita
Komentar Terbaru